Sebagai negara maritim, Indonesia punya perhatian khusus terhadap pembangunan bidang kelautan. Hal ini juga merujuk komitmen Indonesia untuk mencapai tujuan ke-14 dalam tujuan pembangunan berkelanjutan mengenai ekosistem laut. Untuk itu, keterlibatan semua pihak diperlukan dalam upaya pelestarian, mulai dari masyarakat lokal, pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat, hingga lembaga internasional.
KOMPAS/VINA OKTAVIA–Ilustrasi: Nelayan memilah ikan di antara tumpukan sampah di kawasan pesisir Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumiwaras, Kota Bandar Lampung, Lampung, Jumat (13/9/2019). Banyaknya sampah plastik yang berasal dari rumah tangga ini berdampak pada menurunnya tangkapan nelayan.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro di Jakarta, Kamis (3/10/2019), menuturkan, pemerintah memiliki perhatian khusus pada pembangunan ekosistem maritim di Indonesia. Pembangunan ini tidak hanya berfokus pada pengembangan hasil produksi, tetapi juga dampak pada pelaku yang terlibat dalam pembangunan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Kita sangat memperhatikan ekosistem lautan, khususnya sekarang ini soal pencemaran sampah lautan dan kehidupan nelayan,” ujar Bambang dalam jumpa pers terkait penyelenggaraan Konferensi Tahunan SDGs 2019. Pemerintah mendorong agar keterlibatan para pemangku kepentingan dari sektor bisnis, filantropi, dan organisasi kemasyarakatan lebih besar lagi.
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro (kanan) bersama Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/ Bappenas Arifin Rudiyanto dalam jumpa pers terkait penyelenggaraan Konferensi Tahunan SDGs 2019 pada Kamis (3/10/2019), di Jakarta. Menurut rencana, konferensi yang mengangkat tema ”Keberlanjutan Lautan untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Mengurangi Kesenjangan” tersebut akan diselenggarakan pada Selasa dan Rabu (8-9 Oktober 2019), di Jakarta.
Konferensi Tahunan SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) 2019 secara spesifik akan membahas implementasi No One Left Behind atau tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam konteks upaya pelestarian laut. Upaya itu, antara lain, pemberdayaan nelayan perempuan, perikanan berkelanjutan, pencemaran sampah plastik di lautan, ekologi kelautan, pembiayaan inovatif melalui bauran pembiayaan, dan financing hub.
Menurut rencana, konferensi yang mengangkat tema ”Keberlanjutan Lautan untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Mengurangi Kesenjangan” tersebut akan diselenggarakan di Jakarta, Selasa (8/10/2019) sampai Rabu (9/10/2019). Sejumlah pihak hadir dalam kegiatan ini, di antaranya masyarakat setempat, swasta, pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan terkait.
Rangkaian kegiatan lainnya adalah SDGs Festival 2019 yang diadakan pada Sabtu-Minggu, 5-6 Oktober 2019, di kawasan Senayan, Jakarta. Festival ini menjadi wadah pertemuan bagi para pemuda untuk terlibat aktif mendorong pelaksanaan SDGs secara strategis dan inklusif, terutama untuk mencapai tujuan ke-14, yaitu ekosistem laut.
KOMPAS/SUCIPTO–Ilustrasi. Seorang anak berada di tengah tumpukan bibit rumput laut di tepi pantai Desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Rabu (14/8/2019). Pembibitan rumput laut biasanya dilakukan oleh istri nelayan atau istri pengojek di pelabuhan.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/ Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan, berbagai topik terkait ekosistem laut akan dibahas secara mendalam pada konferensi tahunan SDGs, antara lain, sumber pangan laut, pencemaran laut, dan ekonomi kelautan. Menurut dia, membahas ekosistem laut tidak hanya menyinggung tujuan ke-14 dari SDGs, tetapi juga tujuan lain, seperti kesetaraan jender bagi perempuan nelayan, tanpa kelaparan dengan menggalakkan ketahanan pangan lautan, dan tanpa kemiskinan terutama pada masyarakat nelayan.
”Integrasi dari semua sektor kepentingan diharapkan terwujud lewat konferensi tahunan SDGs. Tentunya dengan tujuan mencapai keberlanjutan lautan di Indonesia,” tuturnya.–DEONISIA ARLINTA
Editor HAMZIRWAN HAM
Sumber: Kompas, 3 Oktober 2019