Milenial Jadi Tumpuan Solusi Kelestarian Lautan

- Editor

Senin, 7 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah mengharapkan generasi milenial menjadi tumpuan kelestarian ekosistem laut. Tak hanya soal gaya hidup, generasi milenial juga perlu lebih aktif terlibat dalam solusi-solusi meningkatkan kelestarian ekosistem laut.

Pengurangan volume sampah, terutama plastik, di laut bergantung pada kebiasaan dan gaya hidup. ”Dalam hal ini, generasi milenial memiliki peran penting. Tak hanya berpartisipasi dalam gaya hidup yang mengurangi penggunaan plastik, tetapi juga menghasilkan solusi-solusi pengganti plastik tersebut,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro saat ditemui di sela acara ”SDGs (Sustainable Development Goals) Festival 2019: Sustainable Life for Our Ocean” yang digelar di Jakarta, Sabtu (5/10/2019).

KOMPAS/PRIYOMBODO–Pekerja membongkar muatan ikan dari KM Bintang Makmur di Pelabuhan Perikanan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (10/9/2019). Pada Januari-April 2019, produksi perikanan sebanyak 6,55 juta ton, yang meliputi perikanan tangkap 1,9 juta ton dan perikanan budidaya 4,65 juta ton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Publikasi ”Statistik Gender Tematik: Profil Generasi Milenial Indonesia 2018” yang diterbitkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama Badan Pusat Statistik mendefinisikan generasi milenial sebagai penduduk yang lahir pada 1980-2000. Artinya, generasi milenial saat ini berusia 19-39 tahun.

KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J–Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro dalam acara ”SDGs (Sustainable Development Goals) Festival 2019: Sustainable Life for Our Ocean” yang digelar di Jakarta, Sabtu (5/10/2019).

Bambang menyebutkan, pemerintah tengah berupaya keras berkampanye pengurangan penggunaan plastik. Hal ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi wirausaha milenial untuk menggarap substitusi plastik sebagai potensi bisnis.

Pemerintah menilai, kondisi laut Indonesia saat ini memprihatinkan. Berdasarkan data yang dihimpun Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Aryo Hanggono, jumlah sampah yang dibuang ke laut dari penduduk pesisir Indonesia pada 2013 berkisar 1,275 juta ton. Apabila data ini menjadi pijakan, hingga 2019, jumlah sampah di laut minimal mencapai 6 kali lipatnya.

Akibatnya, Indonesia mendapatkan posisi nomor 2 sebagai negara penyumbang sampah plastik di lautan setelah China. ”Kita tidak menginginkan hal ini sehingga membutuhkan aksi strategis. Hal ini membutuhkan pendekatan sosial dan antropologi karena menyangkut kebiasaan manusia. Langkah ini membutuhkan peran anak muda,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.

KOMPAS/RADITYA MAHENDRA YASA–Warga melintasi patung paus yang dibentuk dari susunan bekas botol air mineral di Marina, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (27/8/2019). Masalah lingkungan seperti sampah plastik di pesisir dan laut beberapa waktu ini menjadi isu global. Gerakan dalam berbagai bentuk, seperti edukasi dan kampanye, dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan dari sampah plastik.

Saat ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah bekerja sama dengan sejumlah pihak internasional, seperti Uni Eropa, untuk mendata dan menelusuri sumber sampah yang ada di lautan Indonesia. Anggono menyatakan, ada kemungkinan sampah di lautan Indonesia bersumber dari negara lain yang terbawa arus.

Sampah di lautan sudah terdeteksi dari bibir pantai. Co-Founder Seasoldier Dinni Septianingrum menceritakan, dalam aksi bersih-bersih (beach clean up) yang berjarak 5 meter dari garis pantai di 14 regional, terkumpul rata-rata 500 kilogram sampah di tiap wilayah per bulan.

Dari kumpulan sampah tersebut, rata-rata sampah plastik yang ditemukan paling banyak berupa sedotan, bungkus makanan, dan botol. ”Tak heran jika ada yang memprediksi, akan lebih banyak sampah dibandingkan ikan di laut pada 2050 jika kita tidak berbuat apa-apa,” kata Dinni.

Jangan merusak
Sebagai bentuk cara meningkatkan kesadaran untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut, Top 5 Miss Scuba Internasional 2017, Madhina Nur Muthia Suryadi, membuat travel vlog (video blog tentang perjalanan). Travel vlog tersebut berisi perjalanan menyelamnya untuk memviralkan keindahan ekosistem laut Indonesia dan mengajak penonton untuk bertanggung jawab secara bersama-sama dalam menjaganya.

KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J–Co-Founder Seasoldier Dinni Septianingrum (kedua dari kiri) dan Top 5 Miss Scuba Internasional 2017, Madhina Nur Muthia Suryadi (kedua dari kanan), dalam acara ”SDGs (Sustainable Development Goals) Festival 2019: Sustainable Life for Our Ocean” yang digelar di Jakarta, Sabtu (5/10/2019).

Madhina juga membagikan cara berfoto dengan ekosistem laut secara ramah lingkung untuk dibagikan di media sosial. ”Kita tidak boleh seenaknya menyentuh hewan laut atau terumbu karang. Misalnya, mengangkat bintang laut dari pasir atau dasar laut untuk berfoto bersama. Berfoto sambil menyentuh terumbu karang juga sebaiknya tidak dilakukan karena berisiko rusak atau patah,” tuturnya.

Selain itu, Madhina mengusulkan, pemerintah pusat dan daerah membentuk regulasi pembatasan jumlah wisatawan laut dan penyelam di daerah tertentu untuk menjaga ekosistem. Misalnya, kuota maksimal pengunjung atau penyelam sebanyak 100 orang per hari di suatu area wisata selam.–M PASCHALIA JUDITH J

Editor HAMZIRWAN HAM

Sumber: Kompas, 5 Oktober 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB