Pencemaran Bermula dari Daratan

- Editor

Jumat, 2 Juni 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pencemaran plastik mikro yang meluas di perairan Indonesia bermula dari pengelolaan sampah buruk di daratan. Karena itu, sumber pencemar harus dibenahi. Pembatasan pemakaian kantong plastik salah satunya.

“Mikro plastik di laut sulit dibersihkan. Kami meneliti penyerapan plastik mikro oleh lamun di laut hasilnya belum memuaskan,” kata Guru Besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Akbar Tahir saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (11/6).

“Pencemaran plastik mikro jadi masalah global. Indonesia berpotensi jadi pencemar utama plastik ke laut karena pesisir kian padat dan perilaku buang sampah sembarangan,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penguraian sampah plastik jadi mikro lebih mudah di darat. Plastik terurai ultraviolet B dan suhu tinggi. “Di air, penguraian lambat. Riset saya, jika plastik mengapung di kolom air sedalam 2-3 meter dari permukaan, hampir tak ada penguraian,” ujarnya.

Nani Hendarti, Asisten Deputi Pendayagunaan Iptek Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman, menyatakan, sampah plastik harus diatasi dari hulu sampai hilir. Sejak 2016, pihaknya menyusun Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Plastik di Lautan.

Penanganan sampah di laut harus dimulai di darat dan melibatkan semua pihak. Selain diet plastik, perlu pengelolaan sampah dan perubahan perilaku agar tak buang sampah ke sungai yang akhirnya menuju laut,” ujarnya.

Dari 15 kota diteliti, ada enam kota yang sampahnya di sungai terparah, yakni Medan, Batam, Makassar, Labuan Bajo, Pontianak, dan Balikpapan. (AIK)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Juni 2017, di halaman 13 dengan judul “Pencemaran Bermula dari Daratan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB