Sampah plastik berukuran mikro saat ini telah ditemukan di wilayah laut es di Arktik yang seharusnya tetap bersih. Para nelayan Norwegia khawatir cadangan ikan tangkapan semakin menurun.
Laporan dari Norwegian Polar Institute di hadapan konferensi Arctic Frontiers di Tromso, Norwegia, menyebut perlunya penelitian lebih mendalam tentang ancaman dari plastik.
Saat ini telah terdeteksi dampaknya pada hewan plankton, hewan bertubuh lunak, ikan, burung laut, dan mamalia. Ditemukan, dalam 1 liter lelehan es laut di dalamnya terdapat 234 partikel, lebih tinggi dari yang terdapat di laut terbuka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
SATRIO PANGARSO WISANGGENI–Peserta International Coastal Clean-up Day 2017 Greenpeace Indonesia memilah-milah sampah yang terdampar di pantai Pulau Bokor, Kepulauan Seribu, Sabtu, (16/9). Plastik kemasan dan botol plastik menyumbang sekitar 73 persen sampah laut menurut riset Plastic Debris Research 2016 Greenpeace Indonesia.
Geir Wing Gabrielsen, salah satu penulis laporan, mengatakan kepada BBC News, Kamis (8/2), ”Kami menemukan plastik lebih banyak dan lebih banyak di Svalbard, tempat kami bekerja.”
”Tahun 1970-an kami hanya menemukan sedikit plastik di perut mereka. Tahun 2013 kami meneliti, di perut beberapa hewan terdapat lebih dari 200 potongan sampah plastik,” ujarnya.
”Beberapa hewan lehernya terjerat jaring yang terseret ke pantai. Seperti rusa. Beberapa mati karena mereka tidak bisa melepaskan diri,” lanjutnya.
Jan Roger Lerbukt, Manajer Hermes Fishing, mengatakan, dalam 20 tahun terakhir dirinya melihat ada perubahan pada setiap orang terkait kesadaran untuk melindungi lingkungan.(BBC/ISW)
Sumber: Kompas, 12 Februari 2018