Ancaman Nyata dari Nanoplastik

- Editor

Senin, 3 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sampah plastik yang terlepas ke lautan menimbulkan berbagai permasalahan baru. Selain plastik berukuran besar yang kerap ditemukan pada saluran pencernaan penyu dan paus, kini plastik ukuran nano pun menjadi ancaman besar bagi kehidupan kelas piramida makanan terbawah.

Guru Besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Akbar Tahir, Sabtu (1/4) di Jakarta, mengatakan, plastik berukuran nano atau lebih kecil dari 300 mikrometer menyerupai plankton atau sumber makanan di perairan laut. Ia menunjukkan penelitian Nicolas Christian Ory dan kawan-kawan (2017) yang membuktikan ikan layang mengonsumsi plastik menyerupai copepod krustasea kecil berukuran 1-2 milimeter.

Pada tahun lalu, peneliti Inggris James Clark dan kawan-kawan menemukan nanoplastik dalam tubuh copepod. Kondisi tersebut bisa sangat membahayakan karena nanoplastik ini akan masuk dalam rantai makanan dan terakumulasi setelah copepod itu dimakan ikan yang berakhir di manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Akbar mengatakan, plastik bisa menyerap dan mengandung bahan pencemar di laut sehingga merugikan kesehatan manusia. Bahan kimia berbahaya yang umum sebagai zat aditif dalam plastik seperti Bisphenol-A (BPA), phthalates, polyaromatic hydrocarbons,dan bahan anti/pemadam api (flame retardants),memicu penyakit kanker, keguguran, dan sindrom autisme.

Dalam riset bersama Universitas Hasanuddin dan University of California Davis (2014 dan 2015), ditemukan plastik di saluran pencernaan ikan dan kerang di Makassar dan California AS. Dari 10 ikan teri di Makassar, 4 ekor di antaranya memiliki mikroplastik di dalam pencernaannya. “Dari paus sampai teri sekarang ditemukan plastik. Ini sangat mengkhawatirkan,” katanya dalam diskusi Combating Marine Debris di @america yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Kemaritiman.

Di California, plastik yang ditemukan kebanyakan berupa filamen yang diduga berasal dari cucian pakaian nilon. Sementara di Indonesia, plastik yang ditemukan berupa fragmentasi plastik.

Marta Muslin, penyedia jasa wisata di Komodo, Labuan Bajo, NTT, mengkhawatirkan destinasi yang dikunjungi 100.000 wisatawan tiap tahun itu terancam sampah. Selain di kota, sampah plastik juga ditemuinya saat mendampingi pengunjung menyelam ataupun tracking melihat komodo. Ia bersama dive operator setempat melakukan aksi bersih sampah sebagai sosialisasi dan edukasi bagi warga. (ICH)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 April 2017, di halaman 6 dengan judul “Ancaman Nyata dariNanoplastik”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB