Studi terbaru menunjukkan mikroplastik yang berasal dari degradasi sampah plastik maupun mikroplastik buatan manusia ditemukan dalam lapisan es Arktik. Bukan saja ditemukan, konsentrasi mikroplastik ini pun terhitung besar.
Dalam riset tersebut diketahui bahwa komposisi polimer mikroplastik berbeda-beda tergantung pada area dan arus laut di lautan es. Penelitian yang dimuat pada 24 April 2018 dalam Jurnal Nature berjudul “Arctic sea ice is an important temporal sink and means of transport for microplastic” ini ditulis oleh Ilka Peeken dari Alfred-Wegener-Institut Jerman dan kawan-kawan.
Mereka meneliti media yang diduga sebagai tempat pengendapan mikroplastik seperti di permukaan laut, kolom air, hingga dasar samudera. Namun hingga kini, mereka hanya menemukan mikroplastik di permukaan laut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam penelitian sebelumnya, perairan Arktik dekat Svalbard memiliki jumlah mikroplastik yang tinggi, yang didefinisikan sebagai partikel plastik yang lebih kecil dari lima milimeter.
Mikroplastik dapat berasal dari berbagai sumber, baik darat maupun laut. Berlayar dengan menggunakan kapal penelitian khusus di kutub/es, Polarstern pada tahun 2014 dan 2015, para peneliti mengumpulkan sampel es dari lima daerah yang dilalui arus laut besar yang mengangkut es laut dari pantai Arktik Rusia dan menyimpannya di dekat pantai timur Greenland.
JURNAL NATURE–Grafis penelitian mikroplastik di Arktik.
Tim kemudian menggunakan teknologi micro-fourier-transform infrared (FTIR) untuk mendeteksi partikel-partikel plastik di lautan es – pertama kalinya teknik ini telah digunakan untuk menganalisis lapisan es laut lapis demi lapis.
Dengan menggunakan metode ini, para peneliti dapat menemukan nanoplastik yang berukuran seperenam helai rambut. Ini menjelaskan mengapa para peneliti menemukan konsentrasi mikroplastik yang tinggi dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang tidak menggunakan FTIR. Ini penting, karena 67 persen partikel lebih kecil dari 50 mikrometer.
Konsentrasi mikroplastik bervariasi secara luas dalam lima sampel inti es, yang tertinggi ditemukan di inti es dari Selat Fram antara Greenland dan Svalbard, mengandung 12.000 partikel mikroplastik per liter. Tingkat terendah terdeteksi dalam sampel dari utara Svalbard, dengan 1.100 partikel mikroplastik per liter.
Para peneliti juga melihat jenis partikel apa yang menyumbat es. Secara total, mereka menemukan 17 jenis plastik yang berbeda dalam sampel, dengan yang paling umum termasuk bahan kemasan, selulosa asetat dari filter rokok, cat dan nilon.
Para peneliti menduga mikroplastik dari polimer nilon dan cat, misalnya, bisa berasal dari cat kapal-kapal Arktik dan jaring ikan, sementara bahan lain seperti polietilen dari bahan kemasan bisa diangkut dari Great Pacific Garbage Patch.
Setelah partikel-partikel ini mencapai Arktik, partikel-partikel itu diambil dan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Dalam membedah sampel es laut, para peneliti menemukan bahwa jumlah mikroplastik dan jenis mikro dapat bervariasi dari satu lapisan ke lapisan berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa gumpalan es laut dapat mengambil mikroplastik di satu lokasi, kemudian mengambang ke yang lain dan mengambil jenis yang berbeda, atau jumlah, dari mikroplastik di sana.
Temuan ini didukung oleh penelitian lain yang menemukan es laut tercemar bergerak lebih cepat antara tujuan Arktik, menyebarkan polusi lebih jauh di wilayah tersebut.–ICHWAN SUSANTO
Sumber: Kompas, 7 Mei 2018