Operasi Hujan Buatan di Kalimantan Barat Berakhir

- Editor

Senin, 9 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menilai, potensi hujan sudah bagus untuk wilayah Kalimantan Barat hingga hari-hari mendatang. Operasi hujan buatan untuk menekan dampak kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat pada hari Sabtu (7/11) ini menjadi operasi terakhir.

“Pesawat dipindahkan ke Riau besok, Minggu (8/11). Hari Senin digunakan untuk keperluan PLN (Perusahaan Listrik Negara) Sektor Pekanbaru,” ujar Kepala UPT Hujan Buatan Heru Widodo dari Pontianak, Kalimantan Barat, saat dihubungi, Sabtu.

PLN Sektor Pekanbaru bertanggung jawab pada pembangkitan listrik area Sumatera bagian utara. Teknologi modifikasi cuaca akan berusaha memicu hujan untuk mengisikan air antara lain ke waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang dan PLTA Danau Singkarak di Sumatera Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pesawat yang tidak lagi bertugas untuk operasi udara kebakaran hutan dan lahan itu berjenis Casa 212. Heru mengatakan, hujan di Kalimantan Barat sudah lumayan bagus, termasuk untuk mengurangi dampak kebakaran hutan dan lahan.

Jika di hari mendatang Kalimantan Barat membutuhkan operasi hujan buatan lagi, UPT Hujan Buatan BPPT bisa memanfaatkan pesawat CN 295 yang berpangkalan di Kalimantan Selatan.

df7986f36c0f49259cfcfd70bb78dbb8KOMPAS/RIANA AFIFAH–Bekas lokasi kebakaran hutan milik PT Parawira di Desa Pangkalan Gondai, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis (5/11). Lokasi ini sedang disidik oleh Polda Riau.

Dengan pengurangan satu Casa 212, kekuatan udara untuk operasi hujan buatan saat ini terdiri dari empat pesawat, yaitu satu CN 295 yang cakupannya se-Kalimantan, satu Casa 212 untuk wilayah Riau, satu Casa 212 yang berpangkalan di Palembang untuk menjangkau Sumatera Selatan dan Jambi, serta satu Hercules yang berpangkalan di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, juga untuk area Sumatera Selatan dan Jambi.

Berdasarkan data yang diperoleh UPT Hujan Buatan BPPT, potensi jumlah curah hujan di area-area dengan kebakaran hutan dan lahan terpantau bagus hingga Senin, 16 November. Sumatera Selatan masih agak langka hujan. Meski demikian, Heru mengatakan, Sumatera Selatan di hari-hari sebelumnya hampir setiap hari hujan walau tidak merata.

Di hari-hari mendatang, potensi hujan ringan hingga sedang berpotensi ada di Sumatera Selatan. Hujan paling potensial di Palembang terpantau pada prediksi curah hujan hari Selasa (10/11) hingga Kamis (12/11).

d24f0ee0f92d46beacfe3acb4bb877d0KOMPAS/RIANA AFIFAH–Kondisi di Desa Pangkalan Gondang, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau, Kamis (5/11), pasca kebakaran hutan dan lahan. Sejumlah pekerja menggunakan ekskavator memperlebar kanal.

Dari data sebaran titik panas yang diperbarui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pukul 05.00 WIB Sabtu ini, terdapat 59 titik panas di Sumatera dan 24 titik panas di Kalimantan. Jumlah titik panas tidak lagi mencapai angka ratusan. Itu berdasarkan pantauan Satelit Terra & Aqua dengan kepercayaan 81-100 persen.

Sementara itu, citra Satelit Cuaca Himawari menunjukkan, asap yang ada hanya berupa asap tipis di area Sumatera Selatan, sedangkan di wilayah lain tidak terpantau adanya asap. Pantauan tersebut berdasarkan citra pukul 11.30 WIB hari ini.

J GALUH BIMANTARA

Sumber: Kompas Siang | 7 November 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB