Modifikasi Cuaca Hanya Kurangi Curah Hujan

- Editor

Jumat, 17 Januari 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hujan lebat masih mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya meskipun sudah diantisipasi dengan modifikasi cuaca untuk mencegah banjir. Modifikasi cuaca hanya upaya untuk mengurangi volume curah hujan di Jakarta.

”Modifikasi cuaca tidak dapat 100 persen mengalihkan hujan. Teknologi ini tidak dapat dilakukan malam hari. Suplai awan yang mengalir pada malam hingga pagi yang menyebabkan masih terjadi hujan,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Heru Widodo, Rabu (15/1), di Jakarta.

Penyemaian natrium klorida atau garam dapur dilakukan kemarin untuk menghadang pertumbuhan awan dari arah barat daya dan barat laut Jakarta. Siang harinya dilakukan penyemaian garam di barat daya Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Garam sebanyak 3,6 ton disemai di atas wilayah Pelabuhan Ratu hingga Pandeglang,” kata Heru.

Berikutnya, penyemaian 3,6 ton garam untuk wilayah barat laut Jakarta dilakukan tim lainnya. Kedua arah angin dari barat daya dan barat laut ke timur itu berbelok di atas wilayah Jakarta. Pertemuan dua arah angin ini menimbulkan pelambatan yang memengaruhi pembentukan awan hujan yang intensif.

”Akumulasi awan di Jakarta saat ini tidak terpengaruh adanya sistem tekanan rendah atau bibit siklon tropis yang terjadi di perairan barat daya Papua atau di utara Sulawesi,” kata Heru.

Sistem tekanan rendah yang terjadi di utara Sulawesi, kata Heru, secara tidak langsung turut memengaruhi pembelokan arah angin dari barat laut ke arah timur. Lokasi belokan angin di antaranya berada di atas wilayah Jakarta.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, modifikasi cuaca dengan penyemaian garam ditargetkan selama dua bulan mendatang untuk mengantisipasi hujan lebat yang menyebabkan banjir di Jakarta dan sekitarnya.

Hujan lebat yang diantisipasi memang tidak sepenuhnya dapat dialihkan karena keterbatasan waktu penyemaian garam yang tidak dapat dilakukan pada malam hari, ketika terjadi suplai awan memasuki Jakarta. Selain modifikasi cuaca di atmosfer, modifikasi cuaca juga dilakukan di daratan dengan mengerahkan sejumlah alat untuk memecah hujan. (NAW)

Sumber: Kompas, 16 Januari 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma
Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 12 November 2025 - 20:57 WIB

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Artikel

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Rabu, 12 Nov 2025 - 20:57 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB