Olimpiade Matematika Internasional, Indonesia Masuk 10 Besar

- Editor

Senin, 16 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim pelajar Indonesia berhasil meraih peringkat ke-10 dari 106 negara yang berkompetisi di ajang Olimpiade Matematika Internasional yang berlangsung di Rumania pada 4-14 Juli 2018. Tim Indonesia meraih medali emas pertama kali pada tahun 2013 yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-19.

Enam pelajar Indonesia dalam Olimpiade Matematika Internasional tersebut meraih satu medali emas dan lima medali perak. Medali emas diraih oleh Gian Cordana Sanjaya (SMAK Petra 1 Surabaya). Adapun lima medali perak dipersembahkan oleh Alfian Edgar Tjandra (SMA Kharisma Bangsa), Kinantan Arya Bagaspati (SMA Taruna Nusantara), Farras Mohammad Hibban Faddila (SMAK Kharisma Bangsa), Valentino Dante (SMAK 2 Petra Surabaya), dan Otto Alexander Sutianto (SMAK Penabur Gading Serpong).

Hasil Tim Olimpiade Indonesia ini melampaui pencapaian negara-negara kuat, seperti Australia (peringkat 11), Inggris (peringkat 12), dan Jepang (peringkat 13). Adapun Kanada (peringkat 16), dan Italia (peringkat 17). Meskipun begitu, pencapaian tim Indonesia masih lebih rendah dari Thailand (peringkat 5) dan Singapura (peringkat 8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

DOKUMENTASI KEMENDIKBUD–Pelajar Indonesia membawa Indonesia ke peringkat 10 di ajang Olimpiade Matematika Internasional 2018. Keenam pelajar Indonesia meraih satu medali emas dan lima medali perak.

Hasil Tim Olimpiade Indonesia ini melampaui pencapaian negara-negara kuat, seperti Australia, Inggris, dan Jepang.

Kepala Subdirektorat Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMA, Kementerian Pendidikan, Suharlan, di Jakarta, Minggu (15/7/2018), mengatakan prestasi keenam pelajar Indonesia di ajang Olimpiade Matematika Internasional 2018 ini membanggakan.

“Ini merupakan prestasi tertinggi yang diraih tim Indonesia. Kami merasa bangga kepada tim yang telah berjuang untuk mengharumkan bangsa Indonesia di ajang matematika tingkat dunia, yang merupakan salah satu event yang sangat prestisius dan bergengsi,” kata Suharlan.

Olimpiade ini merupakan olimpiade untuk sains tertua dan terbesar di dunia. Pada perhelatannya yang ke 59 di Cluj-Napocca diikuti oleh lebih dari 600 peserta dari berbagai negara.

Seleksi
Direktur Pembinaan SMA, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Purwadi Sutanto mengatakan bahwa prestasi yang diraih Tim Olimpaide Matematika Indonesia merupakan kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Sebab anak-anak bangsa tersebut mampu membawa harum nama bangsa dan mengalahkan pesaing dari banyak negara. Pelajar yang menjadi wakil Indonesia diseleksi secara berjenjang dari tingkat sekolah hingga ajang Olimpiade Sains Nasional.

Suharlan mengatakan, proses seleksi dilakukan mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional. Dalam proses seleksi dan karantina, siswa masih diberikan waktu untuk kembali ke sekolah mengikuti pembelajaran bidang lainnya.

Proses seleksi dilakukan mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.

“Setelah proses seleksi dan karantina yang cukup panjang, akhirnya kita bisa meraih hasil maksimal. Awalnya ada 30 siswa dari beberapa daerah yang kami bina selama beberapa bulan. Kemudian kami seleksi lagi menjadi 6 siswa,” kata Suharlan.

Tim Olimpiade Matematika Indonesia didampingi oleh Aleams Barra (Leader), Hery Susanto (Deputy Leader), Fajar Yuliawan, dan Ibu Fonda Ambitasari (Kemdikbud).

Dari siaran pers Kemendikbud, Koordinator Tim Olimpiade Matematika Indonesia Aleams Barra menjelaskan, di ajang olimpiade ini siswa diminta untuk mengerjakan enam soal selama dua hari. Tiap hari siswa mengerjakan tiga soal dalam waktu 4,5 jam.

Soal-soal yang diberikan, ujar Aleams, merupakan soal-soal orisinal dengan tipe soal yang belum pernah dikerjakan oleh siswa sebelumnya. Untuk dapat mengerjakannya dituntut kecepatan berpikir, ketenangan mental, dan kreatifitas tinggi.

“Kesuksesan tim Indonesia karena siswa sudah bekerja keras selama persiapan. Selain itu, dukungan dari orang tua dan para pembina Tim Olimpiade Matematika Indonesia. Sukses ini juga tidak terlepas dari dukungan dan doa dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” kata Aleams.

Gian yang meraih medali emas, mengatakan lawan yang mereka hadapi cukup tangguh. Namun, sejak keberangkatan dirinya menyatakan yakin bakal meraih emas. Pada tahun lalu di Brazil, Gian berhasil menyumbangkan medali perak.

Gian juga masuk dalam Olimpiade Mateematika Internasional 2016 dan meraih medali perunggu. Tiga kali mewakili Indonesia di ajang IMO, Gian mampu mempersembahkan prestasi terbaik. (FAJAR RAMADHAN)–ESTER LINCE NAPITUPULU

Sumber: Kompas, 16 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB