Pelajar Indonesia Raih Empat Medali di Olimpiade Geografi Internasional

- Editor

Rabu, 15 Agustus 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim Olimpiade Geografi Internasional dari Indonesia meraih dua medali perak dan dua perunggu dalam 15th International Geography Olympiad (IGeO) 2018 di Kota Quebec, Kanada. Prestasi ini menempatkan peringkat tim Indonesia membaik, dari peringkat 12 pada tahun lalu menjadi peringkat 9 pada tahun ini.

Dua medali perak dipersembahkan Fernando (SMA Sutomo 1 Medan) dan M Nadafa Isnain (SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta). Adapun dua medali perunggu diraih Rizky Amalia Wulandari (SMA Kharisma Bangsa Tangsel) dan Jamal Habibur Rahman (SMA Taruna Nusantara Magelang).

“Selama satu bulan terakhir, siswa kita telah mengumpulkan 25 medali sejak diadakannya olimpiade sains internasional 2018, terdiri dari 4 medali emas, 13 perak, dan 7 perunggu. Prestasi ini terus meningkat luar biasa, patut kita banggakan dan pertahankan,” ujar Kepala Subdirektorat Peserta Didik, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Suharlan, di Jakarta, Senin (13/8/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

DOKUMENTASI KEMDIKBUD–Tim pelajar Indonesia meraih empat medli dari Olimpiade Geografi Internasional 2018 di Kanada. Untuk perama kalinya, tim Indonesi masuk 10 besar peraih medali, dengan meraih posisi di ranking 9.

Menurut Suharlan, forum prestasi anak bangsa ini sangat bermanfaat sebagai diplomasi kebudayaan, mengharumkan Indonesia, dan mengangkat derajat bangsa. “Perlu kita wadahi dalam rangka mengembangkan bakat minat siswa yang memiliki passion berbeda-beda,” ujar Suharlan.

Pemimpin tim Indonesia, Bintang Rahmat Wananda, menjelaskan IGeO 2018 berlangsung dalam tiga babak tes, yaitu tes tertulis, tes lapangan, dan tes multimedia. “Kami merasa bangga dengan prestasi tim Indonesia. Baru pada tahun ini untuk pertama kalinya Indonesia berhasil masuk 10.besar dari seluruh negara partisipan IGeO. Selain itu, pada tahun ini pula untuk pertama kalinya seluruh anggota tim berhasil mendapatkan medali,” kata Bintang.

Sementara itu, Nafada mengatakan, olimpiade ini tidak hanya bicara soal medali, tapi banyak pengalaman berharga lain yang didapat peserta. “Salah satunya menjalin persahabatan antarnegara dengan beragam suku dan ras bangsa-bangsa dunia. Berbeda-beda tapi bisa saling berkomunikasi dan menjalin hubungan persahabatan,” ujar Nadafa.–ESTER LINCE NAPITUPULU

Sumber: Kompas, 14 Agustus 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 2 Oktober 2025 - 16:30 WIB

Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB