Olimpiade Sains; Indonesia Raih Medali Emas dan Perunggu

- Editor

Sabtu, 22 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pelajar Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Tiga tim yang berkompetisi pada ajang Genius Olympiad 2017 bidang sains di Oswego, New York, Amerika Serikat, meraih 1 medali emas dan 1 medali perunggu.

Medali emas diraih Samuel Benedict dan Christofer Richard dari SMA Santa Laurensia, Tangerang Selatan, dengan proyek cat antikorosi dari limbah rambut manusia. Medali perunggu diraih Dyah Ayu Ningrum dan Fauziah Akhmad Shaury dari SMA Semesta, Semarang, dengan proyek limbah urine sapi dan biji mahoni sebagai pestisida organik untuk penyakit layu bakteri. Adapun Afifah Nabila Putri dan Alima Aurora Elfrida dari SMA Pribadi, Bandung, mendapatkan medali honourable mention.

“Kita bersyukur dan bangga karena tiga tim yang mengikuti Genius Olympiad di State University of New York (SUNY), Oswego, meraih prestasi yang bagus,” kata pembimbing tim Indonesian Science Project Olympiad (ISPO), Imam Husnan Nugroho, saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (21/6) sore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Olimpiade itu memperlombakan sekitar 1.500 proyek lintas bidang dari 73 negara.

Menurut Samuel Benedict dan Christofer Richard, siswa kelas XI SMA Santa Laurensia, ide membuat cat antikorosi dari limbah rambut manusia merupakan sesuatu yang baru, inovatif, dan menarik.

Guru Kimia SMA Santa Laurensia, Margaretha Maria Rosyati, mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, siswanya selalu sukses dalam setiap ajang olimpiade tingkat dunia. (JUM)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Juni 2017, di halaman 13 dengan judul “Indonesia Raih Medali Emas dan Perunggu”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Berita ini 35 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Berita Terbaru

fiksi

Cerpen: Simfoni Sel

Rabu, 16 Jul 2025 - 22:11 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB