Sesar Naik Utara Nusa Tenggara – Bali Terus Aktif

- Editor

Senin, 20 Agustus 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa bumi berkekuatan M 6,3 dengan pusat di darat dan dangkal kembali melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat pada Minggu (19/8) pukul 11.10 WIB. Kejadian ini menandai aktifnya oergerakan sesar naik Flores yang memanjang dari utara Nusa Tenggara Timur hingga Bali. Masyarakat Lombok diminta menghindari bangunan yang telah rusak.

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, informasi awal gempa pada pukul 11.10 WIB berkekuatan M 6,5, namun setelah analisis lebih lanjut kekuatannya menjadi M 6,3. Sebelumnya, gempa berkekuatan M 5,4 juga terjadi pukul 10.06 WIB.

Episenter gempa M 6,3 ini terletak pada koordinat 8,24 Lintang Selatan dan 116,66 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 32 kilometer arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 10 km.
Lokasi gempa ini berdekatan dengan pusat gempa M 6,4 yang terjadi pada Minggu, 29 Juli 2018 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya maka gempa yang terjadi kali ini merupakan jenis dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault),” kata Daryono.

Gempa bumi berkekuatan M 6,3 dengan pusat di darat dan dangkal kembali melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat pada Minggu (19/8) pukul 11.10 WIB. Sumber: BMKG, 2018

Guncangan dirasakan di daerah Lombok Utara VI Mercalli Modified Intensity (MMI), di Mataram IV MMI, di Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Bima, dan Sumbawa Besar III MMI, di Denpasar, Waingapu dan Jimbaran II MMI.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, guncangan paling keras dirasakan di Lombok Timur. Terjadi beberapa kerusakan rumah dan bangunan di Desa Korleko Selatan seperti menara Masjid Babussalam Dusun Lembak Daya Kecamatan Sembalun. Dua kios di depan kantor Desa Madaen roboh. Rumah masyarakat yang sebelumnya tegak tapi rusak, akhirnya roboh,” kata dia.

Melihat terus aktifnya zona gempa di kawasan ini, Sutopo mengingatkan agar masyarakat menjauhi bangunan yang telah rusak akibat gempa sebelumnya. “Untuk bangunan hotel maupun bangunan publik seperti kantor dan sekolah yang yang membahayakan telah diberi tanda merah sebagai tanda harus dirobohkan dan hijau yang hanya perlu renovasi. Namun, untuk rumah belum ada penandaannya,” kata dia.

Fenomena Baru
Daryono menambahkan, mengingat episenternya relatif berdekatan dengan gempa-gempa sebelumnya, maka BMKG menyatakan gempa ini merupakan susulan (aftershock) dari rangkaian gempa bumi yang terjadi sebelumnya. Data BMKG hingga pukul 12.00 WIB, hasil menunjukkan telah terjadi 797 aktivitas gempabumi susulan (aftershock), di antaranya 33 gempa bumi dirasakan sejak kejadian gempa pertama di Lombok pada 29 Juli lalu.

Ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano mengatakan, gempa kali ini bukan susulan, namun berasal dari subsegmen berbeda. “Gempa kali ini bergeser ke arah arah timur dari bidang gempa tanggal 29 Juli 2018, walaupun terdapat irisan. Saya lebih cenderung ini gempa baru yang terpicu oleh dua gempa awal,” kata dia.

Irwan mengatakan, mekanisme gempa di segmen baru karena terpicu gempa di segmen sebelahnya sering terjadi di Indonesia, seperti biasa terjadi di pantai barat Sumatera. “Tetapi, jeda waktunya biasa cukup lama, beda dengan kejadian di Lombok ini yang relatif berdekatan. Kejadian ini merupakan hal yang baru dari persepktif pengetahun kami,” kata dia.

Irwan mengaku tidak tidak bisa mengetahui, apakah rangkaian gempa di Lombok ini sudah berakhir atau masih akan terjadi ke depannya. “Yang dikhawatirkan kegempaanya terus menjalar ke barat atau ke semakin ke timur. Sampai saat ini belum ada yang bisa memprediksinya,” kata dia.

Menurut Daryono, catatan sejarah menunjukkan pergerakan Sesar Naik Flores yang berada di utara kawasan Nusa Tenggara Timur hingga Bali sangat aktif. Sejumlah gempa bumi dan tsunami yang dipicu pergerakan sesar ini di antaranya gempa tahun 1815 di utara Bali, 1836 di Bima, 1857 utara Bali, 1976 di Seririt, Bali. Sesar ini memicu gempa dan tsunami tahun 1992 di Flores.

“Ke depan, potensi gempa di kawasan utara Bali dan Nusa Tenggara yang bersumber dari Sesar Naik Flores tetap ada dan patut diwaspadai dengan upaya mitigasi yang serius,” kata Daryono.–AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 20 Agustus 2018
—————-
Rangkaian Gempa Guncang Lombok

Minggu (19/8/2018) pukul 21.56 WIB terjadi gempa berkekuatan M 6,9 (pemutakhiran dari info data awal M 7) dengan pusat sekitar 75 kilometer timur laut Kota Mataram. Sumber: BMKG, 2018

Sesar naik di utara Pulau Lombok masih terus memicu gempa besar. Minggu (19/8/2018) pukul 21.56 WIB terjadi gempa berkekuatan M 6,9 dengan pusat sekitar 75 kilometer timur laut Kota Mataram.

Gempa ini kemudian diikuti sejumlah gempa lebih kecil, yaitu berkekuatan M 5,6 pada pukul 22.16 WIB, M 5,8 pada pukul 22.28 WIB, dan M 5 pada pukul 22.30 WIB. Hingga pukul 23.21 WIB gempa masih terjadi dengan kekuatan M 5,1.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa kali ini lebih ke timur dibangkian gempa-gempa sebelumnya. Posisinya 8.28 Lintang Selatan san 116,71 Bujur Timur. Seperti gempa-gempa sebelumnya, kali ini pusatnya juga dangkal, hanya sekitar 10 kilometer.

Gempa kali ini, menurut pemodelan BMKG telah menimbulkan tsunami dengan ketinggian sekitar 20 centimeter. Namun, tinggi tsunami ini dianggap tidak signifikan memicu kerusakan sehingga tidak dikeluarkan peringatan dini. Dampak kerusakan lebih dikhawatirkan akibat guncangan yang bisa meribohkan konstruksi bangunan yang telah rusak sebelumnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono meyakini, gempa-gempa yang terjadi hanya susulan dari gempa M 7 pada 5 Agustus 2018 lalu. Sehingga, kecil peluangnya kembali terjadi gempa besar lagi.

Namun, kemunculan gempa M 6,9 kali ini, tren kegempaan ke depan di sekitar Pulau Lombok dan sekitarnya masih sulit diperkirakan. Runtuhan bidang gempa juga berpeluang bergeser semakin ke timur ke arah Flores atau ke barat ke Bali atau bisa juga sudah berakhir untuk siklus kali ini. “Ketidakpastiannya masih sangat tinggi. Kita harus lebih hati-hati,” kata ahli gempa Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano.
Irwan mengingatkan, hingga saat ini gempa bumi tidak bisa diprediksi atau diramalkan kapan dan di mana akan terjadi.–AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 19 Agustus 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB