Program Studi Teknologi Kosmetik Bakal Didirikan di Lampung

- Editor

Kamis, 19 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Institut Teknologi Sumatera, Lampung, tengah merancang pendirian Program Studi S-1 Teknologi Kosmetik pertama di Indonesia. Program studi itu didirikan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni di tengah pesatnya perkembangan industri kosmetik di Indonesia.

KOMPAS/VINA OKTAVIA–Rektor Institut Teknologi Sumatera Ofyar Z Tamin saat diskusi kelompok terfokus terkait pendirian Program Studi Teknologi Kosmetik, Rabu (18/12/2019), di Itera, Lampung Selatan.

Rektor Institut Teknologi Sumatera Ofyar Z Tamin menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir, industri kosmetik di Indonesia berkembang pesat. Bahkan, industri kosmetik telah menjadi salah satu sektor andalan nasional dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, selama 2010-2015, perkembangan pasar industri kosmetik meningkat dari Rp 8,9 triliun menjadi Rp 11,94 triliun. Saat ini tercatat ada 760 perusahaan kosmetik di Indonesia. Jumlah itu melonjak tajam dibandingkan dengan 2017 yang tercatat hanya ada 153 perusahaan.

KOMPAS/DIAN DEWI PURNAMASARI–Salah satu gerai yang menawarkan produk-produk kecantikan dan kosmetik di ITC Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (10/12/2018).

Meski begitu, belum ada perguruan tinggi di Indonesia yang membuka program studi S-1 yang fokus di sektor industri kosmetik. Untuk itu, Program Studi S-1 Teknologi Kosmetik yang akan dibuka di Itera diharapkan mampu memenuhi kebutuhan SDM di bidang itu. Dukungan teknologi juga diharapkan mampu mengembangkan industri kosmetik di masa depan.

Dari hasil kajian, sejumlah negara di dunia juga telah mengembangkan program studi teknologi kosmetik. Program studi serupa terdapat, antara lain, di Korea, Amerika Serikat, Perancis, Inggris, dan India.

”Selain kebutuhan sumber daya manusia, program studi ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk lokal di Sumatera,” kata Ofyar saat kegiatan diskusi terfokus terkait pendirian Program Studi Teknologi Kosmetik, Rabu (18/12/2019), di Itera, Lampung Selatan.

KOMPAS/PRIYOMBODO–Produk rempah-rempah dipamerkan dalam Trade Expo Indonesia 2019 di Indonesia Convention Exhibition, BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (16/10/2019).

Lulusan program studi ini nantinya juga diharapkan dapat menggali potensi sumber daya alam, khususnya di Sumatera, untuk bahan baku kosmetik. Selain itu, mereka juga akan dibekali ilmu kewirausahaan sehingga dapat membuka usaha secara mandiri.

Direktur Pengawasan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Arustiyono mendukung pendirian program studi teknologi kosmetik di Itera. Menurut dia, pemerintah membutuhkan peran perguruan tinggi untuk menyiapkan SDM ahli di bidang kosmetik. Munculnya tenaga ahli di bidang kosmetik diyakini mampu mendorong perkembangan industri kosmetik yang resmi dan aman bagi kesehatan.

Data BPOM, Indonesia baru memiliki 630 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang kosmetik. Jumlah itu jauh tertinggal dibandingkan dengan Thailand yang telah memiliki lebih dari 5.000 UMKM di bidang kosmetik.

Pada 2018, BPOM masih menemukan ribuan kosmetik ilegal di pasaran yang nilainya mencapai Rp 126 miliar. Selain itu, BPOM juga masih menemukan bahan baku kosmetik yang mengandung bahan berbahaya, seperti merkuri.

Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation Nurhayati Subakat menuturkan, pasar kosmetik di Indonesia masih dikuasai oleh industri multinasional. Bahkan, produk kosmetik impor juga mulai merambah pasar. Kepala Dinas Perindustrian Lampung Bayana menyatakan, ke depan, industri kosmetik lokal diharapkan mampu bersaing dan merebut pasar.

Oleh VINA OKTAVIA

Editor: AUFRIDA WISMI WARASTRI

Sumber: Kompas, 18 Desember 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB