Mahasiswa Butuh Sinergi Kampus dan Industri

- Editor

Jumat, 7 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sinergi kampus dan industri dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. Pengalaman belajar dan meneliti di industri menjadi modal bagi mahasiswa menghadapi dunia kerja. Kerja sama itu potensial dilakukan antarnegara.

”Belajar langsung di industri diperlukan untuk melengkapi teori yang dipelajari di kampus. Jadi, mahasiswa mengikuti perkembangan inovasi teknologi di industri,” kata Gede Aditya Pratama, mahasiswa Program Studi Teknik Telekomunikasi di Institut Teknologi Bandung, di Kompleks Huawei University, Shenzhen, China, Kamis (6/9/2018).

Gede ialah peserta program Huawei Seeds for The Future. Bersama sembilan mahasiswa asal Indonesia lainnya, ia belajar inovasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dikembangkan Huawei, perusahaan TIK China

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Gede, TIK berkembang pesat sehingga materi pelajarannya tak cukup didapat di perguruan tinggi. Sebab, perusahaan TIK merancang inovasi teknologi di masa depan. ”Di kampus, mahasiswa mempelajari teknologi saat ini. Saat lulus, teknologinya berubah. Kerja sama perguruan tinggi dan industri jadi syarat agar ilmu yang didapat mahasiswa relevan,” ujarnya.

DOKUMENTASI HUAWEI–Mahasiswa Indonesia mengikuti program Huawei Seeds The Future di Kompleks Huawei University, Shenzhen, China, Kamis (6/9/2018). Kesempatan mahasiswa belajar di dunia industri harus ditingkatkan. Tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.

Di kampus, misalnya, ia mempelajari jaringan telekomunikasi level 4G. Padahal, perkembangan jaringan 5G di ambang peluncuran. ”Bahkan, Huawei meneliti jaringan 6G. Jika mahasiswa tak mengikuti riset di industri, ilmunya ketinggalan,” ucapnya.

Di Huawei University, 10 mahasiswa Indonesia bersama 20 mahasiswa Jepang dan Meksiko belajar cara kerja jaringan telekomunikasi. Mereka juga mengunjungi laboratorium Huawei guna melihat inovasi teknologi dikembangkan. ”Kami mengenal komponen dan cara jaringan itu bekerja untuk mempermudah pemahaman, tak sekadar membayangkan dari teorinya,” ujarnya.

Peserta lain program Huawei Seeds The Future 2018, Elsanyn Dhecma, menuturkan, kesempatan belajar di Huawei menambah pengetahuan perkembangan jaringan telekomunikasi dunia. Jika perkembangan ini tak diikuti, kompetensi mahasiswa Indonesia kalah bersaing dengan negara lain,” kata mahasiswa Program Studi Teknologi Jaringan Universitas Gadjah Mada itu.

Manajer Humas PT Huawei Tech Investment Panji Pratama mengatakan, program itu untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia di bidang TIK. Ada 80 mahasiswa asal Indonesia yang mengikuti program itu sejak 2013. ”Pengalaman ikut program itu jadi bekal memahami TIK,” ujarnya.–TATANG MULYANA SINAGA

Sumber: Kompas, 7 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB