Observatorium Baru Dijajaki di Lampung

- Editor

Minggu, 9 Oktober 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Institut Teknologi Sumatera bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung dan Pemerintah Provinsi Lampung akan membangun sebuah observatorium baru. Sarana pengamatan bintang dan obyek angkasa itu diharapkan bisa melengkapi kinerja Observatorium Bosscha yang kemampuannya dinilai mulai kurang optimal.

Rektor Institut Teknologi Sumatera (Itera) Ofyar Z Tamin mengemukakan hal itu saat ditemui di Kampus Itera, Lampung Selatan, Kamis (6/10). Observatorium baru itu menurut rencana diberi nama Itera Astronomical Observatory, Earth and Space Sciences Education Center in Sumatera (IAO-ESSECS).

“IAO-ESSECS ini akan menjadi sarana pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan wisata. Kini kapasitas Observatorium Bosscha tak bisa memenuhi semua permintaan kunjungan wisatawan yang berminat terhadap astronomi. Karena itu, IAO-ESSECS hadir untuk mendampingi Bosscha,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ofyar memaparkan, IAO-ESSECS akan dibangun di lahan seluas 250 hektar di Kawasan Taman Hutan Rakyat Wan Abdur Rahman, Gunung Betung, Bandar Lampung. IAO-ESSECS direncanakan mulai dibangun tahun 2017 dan beroperasi pada 2018. Pembangunan IAO-ESSECS bertahap dan akan rampung sepenuhnya pada 2021.

“Saat ini pembangunan IAO-ESSECS sampai pada tahap perjanjian kerja sama antara Itera, ITB, dan Pemerintah Provinsi Lampung,” ucapnya. Nantinya, ITB akan menyediakan sumber daya manusia (SDM) keilmuannya, sedangkan Itera akan menyediakan SDM operasional dan teknis. Adapun Pemerintah Provinsi Lampung akan menyediakan sarana dan prasarana lahan pembangunan IAO-ESSECS.

Pendanaan
Adapun pendanaan pembangunan dan penyediaan peralatan di IAO-ESSECS akan diperoleh dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Dukungan juga diberikan donatur dari dalam dan luar negeri.

Peralatan yang akan ada di IAO-ESSECS adalah sebuah teleskop utama berukuran besar. Selain itu, IAO-ESSECS akan dilengkapi dengan sejumlah teleskop, antara lain teleskop bulan, teleskop matahari, teleskop reflektor, serta teleskop meteor dan cahaya zodiak.

Secara terpisah peneliti Observatorium Bosscha, Moedji Hartato, menjelaskan, perlu ada observatorium baru untuk mendampingi Observatorium Bosscha. Sebab, pengamatan dari Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, kerap terganggu polusi cahaya.

science-tour-smpit-annur-cikarang-baru-bersama-planet-sains-ke-observatorium-bossha-rumah-bunga-rizal-dan-museum-sri-baduga-16-17-oktober-2015-bandung-1“Polusi cahaya membuat kerja sejumlah teleskop tidak optimal. Sejumlah obyek yang cahayanya lemah (redup) kerap tak tampak. Ini menyulitkan peneliti saat memantau potensi asteroid yang akan menabrak Bumi. Sebab, asteroid yang terlalu dini memiliki cahaya lemah,” tuturnya.

Keberadaan IAO-ESSECS bisa mendatangkan peralatan bermutu dan canggih. Alat-alat itu diharapkan memiliki kemampuan otomatisasi teleskop dan penelusuran obyek lebih handal daripada yang dimiliki Bosscha.

Meski Bosscha sudah berumur lebih dari 80 tahun, Moedji menilai observatorium pertama di Indonesia itu masih bisa dipakai untuk pendidikan dan riset. Apalagi beberapa obyek hanya bisa dilihat dari Bosscha. (GER)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Oktober 2016, di halaman 6 dengan judul “Observatorium Baru Dijajaki di Lampung”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB