Pengawasan Laut Pakai Pesawat Nirawak

- Editor

Kamis, 20 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penindakan aktivitas ilegal di wilayah laut Indonesia akan ditingkatkan dengan mengerahkan pesawat tanpa awak yang dikembangkan khusus untuk lingkungan perairan. Uji coba akan dilakukan di sekitar Muara Baru, Jakarta, dan pesisir utara Manado, Sulawesi Utara.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Eko Djalmo Asmadi, Selasa (18/4), seusai penandatanganan perjanjian kerja sama antara KKP dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), di kantor KKP Jakarta.

Perjanjian kerja sama untuk pemantauan atau pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan ini ditandatangani Dirjen PSDKP bersama Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa Lapan Rika Adrianti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Eko berharap penerapan pesawat nirawak dapat mendukung operasi kapal patroli dalam mengawasi wilayah perbatasan, salah satunya perbatasan laut dengan Filipina. Di utara Manado ada praktik penebaran terumbu karang oleh nelayan Filipina.

Sekretaris Jenderal KKP Rifky Effendi Hardijanto mengakui, aparat dan sarana pengawasan di daerah terbatas, padahal perairan Indonesia yang diawasi sangat luas, hampir 2 juta kilometer persegi. Karena itu, perlu pengawasan efektif dengan mengintegrasi sistem pengawasan meliputi pesawat berawak dan nirawak, satelit, kapal pengawas, dan informasi dari publik.

Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Gunawan Setyo Prabowo menjelaskan, pesawat tanpa awak dapat diterbangkan dengan peluncur khusus dari kapal pengawas. Pesawat dengan sayap 2 meter lebih ini dapat stabil dalam kondisi angin di laut yang relatif kencang. Pesawat dilengkapi kamera untuk mengidentifikasi kapal asing di antara kumpulan kapal di suatu lokasi.

Kata Rika menambahkan, kerja sama juga difokuskan pada pemanfaatan data satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI dan LAPAN-A3/LAPAN-IPB untuk mengidentifikasi secara otomatis perairan Nusantara menggunakan Automatic Identification System. Pemantauan satelit ini menggunakan kamera pencitra dengan beragam spektrum (multispectral). (YUN)
———————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 April 2017, di halaman 14 dengan judul “Pengawasan Laut Pakai Pesawat Nirawak”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB