Indonesia Pusat Riset Tuna Dunia

- Editor

Rabu, 8 Oktober 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia ditetapkan sebagai pusat riset tuna (Thunnus sp) dunia seiring pengoperasian sistem pemantau kelautan terpadu berbasis satelit observasi. Sebagai pusat riset potensi tuna pertama di dunia, Indonesia berperan dalam penetapan secara ilmiah kuota penangkapan tuna yang mulai menurun populasinya.

Itu disampaikan Kepala Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Hari Eko Irianto di Jakarta, Selasa (7/10). ”Selama ini, penetapan kuota hanya berdasar hasil tangkapan di pelabuhan perikanan dan survei kapal ikan di perairan timur Indonesia,” katanya.

Data International Seafood Sustainability Foundation, dari total tangkapan 4 juta ton tuna dunia, sekitar 90 persen berasal dari Samudra Pasifik dan Hindia. Indonesia pengekspor tuna terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Thailand. Jumlahnya 142.000 ton pada 2011.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penghitungan populasi ikan tuna dilakukan melalui pemodelan yang dikembangkan bersama CLS Argos Perancis. Satelit yang digunakan adalah Radarsat-2, Ikonos, Quickbird, dan Geo Eye yang beresolusi tinggi.

”Data citra satelit itu juga bisa untuk merevisi kuota penangkapan ikan tuna di Asia Pasifik,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Achmad Poernomo.

Di Bali, pada kunjungan kerjanya, Senin lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo mengatakan, pembangunan sistem pemantauan kelautan terpadu itu melalui program INDESO (Infrastructure Development for Space Oceanography) di Badan Penelitian dan Observasi Laut KKP bekerja sama dengan CLS Argos Perancis. Memiliki sistem pemantau itu, Indonesia ditetapkan sebagai Asia Pacific Economic Cooperation Ocean and Fisheries Information Center (AOFIC).

Sebagai AOFIC, lanjut Sharif, Indonesia akan menyebarkan informasi terkait sumber daya perikanan ke 21 negara di kawasan Asia Pasifik. Target pertamanya pengelolaan ikan tuna.

Ada fungsi lain AOFIC, yaitu pemodelan spasial dinamika populasi dan ekosistem sumber daya ikan, pemantauan cakupan dan kondisi terumbu karang serta hutan bakau dengan gambar beresolusi tinggi, pengelolaan zonasi pesisir terpadu, serta pengkajian lokasi pesisir untuk budidaya rumput laut dan udang.

Pada kunjungan kerja itu, Sharif juga meresmikan tiga unit riset, masing-masing Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL), INDESO di Jembrana, serta Loka Penelitian Perikanan Tuna di Benoa, Bali. Dilakukan juga peninjauan ke lokasi keramba jaring apung—budidaya tuna sirip kuning pada fasilitas penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut di Gondol, Bali.

Melalui INDESO, dapat terdeteksi tumpahan minyak di laut secara real time, yang memungkinkan penyelamatan biodiversitas kelautan dan menghindari bencana lebih besar. (YUN)

Sumber: Kompas, 8 Oktober 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB