Pendidikan Vokasi Belum Optimal

- Editor

Sabtu, 24 Januari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penambahan dan penguatan pendidikan tinggi vokasi dibutuhkan untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja terampil. Sejauh ini, pertumbuhan program studi vokasi jenjang D-1 hingga D-4 dinilai belum mencukupi karena baru sebesar 25 persen dibandingkan dengan pendidikan sarjana yang mencapai 72 persen.
Moch Munir dari bagian Pengembangan Program dan Kerja Sama Dewan Pendidikan Tinggi (DPT), di Jakarta, Jumat (23/1), mengatakan, pendidikan vokasi masih dipersepsikan sebagai ”tukang” sehingga kalah menarik dibandingkan dengan gelar sarjana.


Padahal, kebutuhan untuk tenaga kerja siap pakai dari jenjang vokasi terbuka luas. Terutama, jika pendidikan vokasi jenjang menengah dan tinggi disesuaikan dengan potensi suatu daerah.

Dari data penyebaran rekapitulasi jenjang pendidikan di provinsi oleh DPT pada Juli 2014, terlihat untuk jenjang D-1 dan D-2, jumlah program studi sedikit. Bahkan, di beberapa provinsi, seperti Papua, Jambi, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Barat, tidak memiliki program vokasi D-1, D-2, dan D-4. Pendidikan vokasi yang cukup beragam bertumpu di D-3.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Munir, kebutuhan lulusan D-1 dan D-2 didorong melalui pendirian akademi komunitas di setiap kota/kabupaten. Namun, pendirian akademi tersebut harus didukung dunia usaha atau industri yang ada di setiap daerah guna meningkatkan mutu pendidikan dan menyerap lulusan.

Selaras pembangunan
Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Hermawan Kresno Dipojono mengatakan, pemerintah mendorong peningkatan pendidikan vokasi, seperti akademi komunitas dan politeknik. Dorongan itu utamanya untuk program studi yang mendukung kebijakan pembangunan, seperti pertanian, teknik, ataupun kemaritiman.

Berdasarkan kajian Forum Komunikasi Penyelenggara Pendidikan Vokasi diusulkan agar revitalisasi dan penguatan pendidikan vokasi di Indonesia dilakukan untuk menunjang program pemerintah dan peningkatan efisiensi dunia usaha dan/atau dunia industri. Sistem pembelajaran dan kurikulum pendidikan vokasi yang berlangsung saat ini perlu dikaji ulang agar tidak rancu dengan sistem pendidikan akademik. Sistem penerimaan mahasiswa dinilai belum memberikan arahan kepada calon mahasiswa terkait potensi mereka, seperti kelak menjadi seorang ilmuwan melalui pendidikan akademik atau menjadi praktisi melalui pendidikan vokasi. (ELN)

Sumber: Kompas, 24 Januari 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB