Prodi Akademik Mendominasi

- Editor

Jumat, 23 Januari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pertumbuhan program studi di perguruan tinggi di Indonesia didominasi pendidikan akademik, terutama strata satu dan strata dua. Program studi vokasi dan profesi masih minim, padahal dibutuhkan dunia usaha ataupun untuk mendukung kebijakan pembangunan oleh pemerintah.
Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi (DPT) Widijanto S Nugroho mengatakan, tingginya pertumbuhan program studi (prodi) akademik dapat menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia yang berorientasi pada gelar sarjana. Padahal, sebenarnya dunia kerja dan industri di Indonesia lebih banyak butuh tenaga kerja dengan kompetensi vokasi.


”DPT memberikan masukan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk memperbaiki kebijakan, terutama untuk bisa memperkuat vokasi dan profesi,” kata Widijanto, yang juga pengajar di Universitas Indonesia, di Jakarta, Rabu (21/1).

Berdasarkan data DPT per Juli 2014, ada 22.096 prodi yang 72,35 persen merupakan pendidikan akademik S-1 hingga S-3, 24,91 persen diploma I hingga diploma IV, dan 2,74 persen pendidikan profesi. Berdasarkan data DPT, prodi terbanyak adalah Manajemen, Akuntansi, Teknik Informatika, Pendidikan Agama Islam, Ilmu Hukum, Teknik Sipil, Ilmu Keperawatan, Pendidikan Bahasa Inggris, Sistem Informasi, dan Pendidikan Matematika.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Widijanto, jumlah prodi bisa jadi secara nasional sudah banyak. Namun, distribusinya tidak merata di sejumlah wilayah di Indonesia. Program studi terbanyak di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.

Moch Munir dari bagian Pengembangan Program dan Kerja Sama DPT mengatakan, pemetaan prodi itu dapat menjadi pertimbangan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Prodi yang terlalu banyak di suatu daerah diminta tidak lagi diberi izin.

Acuan data
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid mengatakan, pembukaan prodi di perguruan tinggi tidak berdasarkan acuan data yang seharusnya dipunyai Indonesia, yakni Perencanaan Tenaga Kerja Nasional. Akibatnya, pembukaan program studi melihat tren sesaat atau perasaan pengelola perguruan tinggi.

Bappenas dapat menginisiasi pembuatan Perencanaan Tenaga Kerja Nasional yang menginformasikan perkiraan keahlian atau profesi pada masa mendatang dan jumlahnya. Perencanaan melibatkan Badan Pusat Statistik, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, pengusaha, serta pemerintah daerah.(ELN)

Sumber: Kompas, 23 Januari 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB