Pembukti Teori Fermat Dapat Penghargaan

- Editor

Minggu, 22 Januari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Profesor Andrew Wiles (44) yang berhasil membuktikan Teorema Fermat, awal Januari ini mendapat penghargaan King Faisal International Prize (KFIP) for Mathematics atas hasil kerjanya. Selain itu, ia juga memperoleh hadiah uang senilai 200.000 dollar AS.

Demikian siaran pers dari King Faisal Foundation.

Dalam piagam penghargaannya, kontribusi Wiles –guru besar matematika dari Universitas Princeton–disebutkan tidak hanya memberikan tambahan pengetahuan matematika bagi manusia, tetapi juga mengubah persepsi umum terhadap matematika menjadi lebih positif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Teorema Fermat berawal dari tulisan tangan ahli matematika Perancis Pierre de Fermat (1601-1665), di pinggiran sebuah halaman buku teks Arithmetica karangan Diophantus dari Alexandria –hidup kira-kira dalam abad ketiga sebelum Masehi– yang ditulis kembali dalam Bahasa Yunani dan Latin oleh Claude Gaspard de Bachet (1591-1639).

Di antara corat-coretnya, ada catatan Fermat mengenai sebuah teorema atau daliI matematika, tentang penjumlahan dua bilangan berpangkat sama.

Teorema dalam matematika menuntut sebuah pembuktian. Sementara Fermat tak membuat bukti itu dalam catatan pinggirnya. Namun ia menulis bahwa teorema terakhirnya itu telah ia buktikan.

Yang menjadi soal hingga 350 tahun kemudian, di mana bukti itu dituliskan?

Inilah yang menggoda para matematikawan untuk membuktikannya. Soalnya, sekaIi seseorang bisa menunjukkan satu contoh yang membuktikan teorema itu tidak benar gugurlah dalil itu. Tetapi selama belum tersanggah, apa boleh buat, teorema Fermat yang jenius ini harus diterima.

Teorema Fermat
Dalam kalimat yang sederhana, teorema ini berbunyi kalau x, y, z masing-masing adalaah bilangan bulat positif, maka x pangkat n ditambah dengan y pangkat n tidak akan pernah menjadi z pangkat n, kalau n bilangan bulat yang lebih besar daripada 2. Bilangan bulat positif adalah 1,2,3,4, dan seterusnya.

Kalau n sama dengan 1 atau 2 teorema ini memang tidak berlaku. Soalnya, dapat dicarikan z berpangkat 2 yang merupakan hasil penjumlahan dari x pangkat 2 dan y pangkat 2. Demikian pula halnya, selalu dapat dicarikan z berpangkat 1 sebagai penjumlahan dari x pangkat 1 dan y pangkat 1.

Dalam matematika elementer, teorema ini sesungguhnya amat sederhana. Namun kesederhanaan itulah yang justru menyimpan kedahsyatan luar biasa. Selama 350 tahun lebih, baru Wiles seorang yang berani memamerkan upaya pembuktiannya.

Andrew Wiles, pertama kali mempublikasikan pembuktiannya 23 Juni 1993. Ia menulis quod erat demonstrantum atau sudah terbukti di ujung pembuktian teorema ini. Berhubung tahap-tahap pembuktian tidak bisa langsung diperiksa dalam sekejap, para matematikawan peserta pertemuan menerimanya.

Tiga sampai empat bulan kemudian, barulah Dr Richard Lawrence Taylor dari Universitas Cambridge menunjukkan ada yang salah dalam langkah pembuktian Wiles. Dianulirlah kerja keras Wiles bertahun-tahun.

Namun demikian, Wiles tidak menyerah. Tanggal 25 Oktober 1994,ia dan kawan-kawannya kembali membuktikan teorema itu. Hebatnya, Teori Fermat yang semula belum diketahui gunanya, ternyata dapat menghasilkan berbagai aplikasi praktis. Di antaranya adalah public key cryptography yang memungkinkan komunikasi pada jaringan komputer seperti Internet, tanpa ada privacy.

Penghargaan lain
Selain kepada Wiles, King Faisal Foundation juga memberikan penghargaan KFIP untuk kategori pengobatan, komitmen terhadap Islam dan studi Islam.

KFIP untuk pengobatan diberikan kepada Prof Robert H Purcell (62) dan Prof John L Gerin (60). Kedua peneliti Amerika ini menemukan, mengidentifikasi, mengkarakterisasi, dan kemudian mengembangkannya sebagai vaksin terhadap berbagai virus hepatitis. Kini mereka tengah mengembangkan vaksih hepatitis E .

Sementara KFIP komitmen terhadap Islam diberikan kepada Presiden Senegal Abdou Diouf. Presiden Diouf disebutkan menganjurkan penggunaan bahasa Arab dalam program pengembangan Islam, berpartisipasi aktif dan memberikan kontribusi penting pada pertemuan-pertemuan puncak Islam.

Prof Abd Sattar AA Al Halwaji dari Mesir, mendapat penghargaan KFIP untuk studi Islam. Ia dikenal atas penelitiannya terhadap perkembangan penerbitan mengenai Islam dan hasil kerjanya yang penting adalah The Endowment (Waqf) and Structure of The Arabic Library tahun 1988. (nes)

Sumber: Kompas, 16 Januari 1998

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 21 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB