Pembukaan Lahan Ancam Cagar Alam Cycloop

- Editor

Sabtu, 15 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kelestarian alam di Cagar Alam Cycloop di Jayapura, Papua, terancam akibat pembukaan lahan untuk permukiman warga dan ladang, pembalakan liar, serta perburuan satwa. Berdasarkan patroli pada Maret-Juli 2017, tim gabungan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua bersama USAID Lestari dan tim pendamping masyarakat mitra polisi hutan pada Maret-Juli 2017 menemukan kasus-kasus tersebut terjadi di 313 titik.

Saat patroli di daerah Moi yang meliputi Kampung Dosay hingga Kampung Sabron pada April 2017, misalnya, tim menemukan perambahan hutan seluas 53,7 hektar, satu titik lokasi pembakaran hutan yang dijadikan kebun nanas seluas 15 hektar, dan pendirian 19 bangunan yang kemudian didiami warga.

“Selama ini kami telah berupaya untuk menyosialisasikan kepada warga yang bermukim di sekitar Cycloop tentang pentingnya menjaga kawasan konservasi tersebut. Kami bekerja sama dengan Masyarakat Mitra Polhut, BBKSDA Papua, dan tokoh masyarakat,” kata Koordinator USAID Lestari Paschalina Renwarin dalam kegiatan Penilaian Efektivitas Pengelolaan Lima Kawasan Konservasi di Papua, Senin (14/8), di Jayapura.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masyarakat dilibatkan
Ia menuturkan, pihaknya telah mengupayakan sejumlah cara untuk menghentikan titik ancaman di kawasan Cycloop. “Salah satu alternatif yang kami tawarkan kepada warga adalah penanaman komoditas vanili di luar kawasan agar bisa menghentikan pembukaan lahan pertanian di Cycloop,” tutur Paschalina.

Kepala BBKSDA Papua Timbul Batubara mengatakan, pihaknya memberdayakan masyarakat setempat sebagai mitra untuk pengawasan Cycloop. “Kami sudah melibatkan 80 warga sebagai tenaga Mitra Polhut. Mereka akan mendapatkan biaya dari kami untuk kegiatan perlindungan Cycloop,” ujarnya.

Ia mengatakan, petugas Polhut di Papua hanya berjumlah 40 orang untuk mengawasi 4,3 juta hektar kawasan konservasi di Papua. “Satu petugas menjaga seluas 100.000 hektar kawasan. Karena itu, kami sangat membutuhkan bantuan masyarakat setempat,” ujar Timbul. (FLO)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Agustus 2017, di halaman 4 dengan judul “Pembukaan Lahan Ancam Cagar Alam Cycloop”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Makrofita Akuatik Mengatasi Polusi Air
Menguak Misteri Hutan Sulawesi
Taman Nasional Gunung Leuser Aset yang Masih Tidur
Bertualang di Alam Wallacea
Perusahaan Mulai Bergerak ke Bisnis Ramah Lingkungan
Kopi Lestari demi Hutan Konservasi
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Selasa, 1 Maret 2022 - 22:05 WIB

Makrofita Akuatik Mengatasi Polusi Air

Senin, 25 Oktober 2021 - 23:58 WIB

Menguak Misteri Hutan Sulawesi

Senin, 27 September 2021 - 20:28 WIB

Taman Nasional Gunung Leuser Aset yang Masih Tidur

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB