Tahun 2013, Lebih dari Seperempat Juta Hektar Hutan Alam Riau Rusak

- Editor

Kamis, 2 Januari 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Akibat aksi penebangan di kawasan hutan alam yang meningkat di Provinsi Riau sepanjang tahun 2013, terjadi kerusakan hutan alam hingga seluas 252.000 hektar atau seperempat juta hektar dari total areal hutan yang tersisa seluas 1,7 juta hektar lahan. Kerusakan lahan hutan pada 2013 lebih besar daripada kerusakan hutan atau deforestasi pada tahun sebelumnya yang mencapai 188.000 hektar.

”Kami menemukan data peningkatan penebangan hutan alam yang dilakukan oleh pelaku korporasi berbasis tanaman industri dan perkebunan kelapa sawit. Kini, luas areal hutan alam Riau hanya tersisa sekitar 1,7 juta hektar atau sekitar 19 persen dari luas daratannya,” ujar Muslim Rasyid, Koordinator Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), saat Refleksi Akhir Tahun 2013 di Pekanbaru, Selasa (31/12) lalu.

Menurut Muslim, apabila ditambah dengan laju deforestasi hutan alam dalam tiga tahun terakhir, kerusakan hutan Riau ternyata sudah jauh lebih besar lagi. Pada periode tiga tahun lalu, kerusakan hutan baru lebih dari setengah juta hektar. Artinya, laju kehilangan tutupan hutan pada periode itu rata-rata mencapai 188.000 hektar setahun.

”Yang lebih menyedihkan, sebagian besar atau mencapai 73,5 persen hutan yang rusak itu berada di hutan alam gambut yang semestinya harus dilindungi. Jika diibaratkan lahan kerusakannya, setiap hari terjadi kerusakan hutan seluas 10.000 lapangan futsal,” ujar Made Ali, Manajer Kampanye Jikalahari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kerusakan hutan sepanjang 2013 tersebar di beberapa kelompok hutan. Kelompok hutan konsesi hutan tanaman industri (HTI) menyumbang kerusakan seluas 87.000 hektar. Sementara pemegang hak guna usaha (HGU), seperti perusahaan perkebunan kelapa sawit, menyumbang kerusakan hutan yang bisa mencapai 10.000 hektar. ”Kerusakan di hutan lindung dan konservasi sumber daya alam juga terbilang tidak kecil, yakni mencapai 43.500 hektar,” katanya.

Kerusakan hutan konservasi terbesar terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo yang diperkirakan sudah mencapai 43.000 hektar dari total lahan seluas 83.000 hektar. Dari pemantauan citra satelit, hutan Tesso Nilo yang masih tertutup rapat hanya sekitar 24.000 hektar dan 15.000 hektar berupa semak belukar.

Sebagian besar perambahan di Tesso Nilo menyebabkan alih fungsi lahan menjadi kebun kelapa sawit. Sayangnya, upaya yang dilakukan pemerintah sangat minimalis dan sangat tidak cukup untuk mengembalikan kerusakan yang sudah begitu meluas.

Birokrasi buruk
Menurut Muslim, peningkatan kerusakan hutan tidak terlepas dari birokrasi pemerintah yang buruk karena korup sehingga membiarkan korporasi menebang hutan dan merampas tanah rakyat yang menimbulkan kerusakan ekologis. Selain itu, pemerintah juga bersikap akomodatif.

Kasman, Manajer Sistem Informasi Geografis Jikalahari, menambahkan, sepanjang 2013 kebakaran hutan di Riau mencapai 15.000 titik lebih. (SAH)

Sumber: Kompas, 2 Januari 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 17 Juli 2025 - 21:26 WIB

Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Berita Terbaru

fiksi

Cerpen: Taman di Dalam Taman

Jumat, 18 Jul 2025 - 21:45 WIB

Artikel

Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya

Kamis, 17 Jul 2025 - 21:26 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Kota di Bawah Masker

Kamis, 17 Jul 2025 - 20:53 WIB

fiksi

Cerpen: Simfoni Sel

Rabu, 16 Jul 2025 - 22:11 WIB