Cagar Alam Pulau Sempu, Penurunan Status Mengancam Konservasi

- Editor

Jumat, 7 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Organisasi pemerhati satwa Profauna Indonesia menolak wacana penurunan status Cagar Alam Pulau Sempu di Kabupaten Malang, Jawa Timur, menjadi Taman Wisata Alam. Penurunan itu dikhawatirkan akan mengancam kelestarian fauna dan flora langka yang ada di pulau seluas 877 hektar tersebut.

Pendiri sekaligus Ketua Profauna Indonesia Rosek Nursahid, Rabu (6/9), mengatakan, penurunan status Pulau Sempu merupakan langkah mundur dalam konservasi. Tekanan atas dasar pertimbangan ekonomi terhadap pulau yang membentengi pelabuhan ikan Pantai Sendangbiru, di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan itu tidak bisa menjadi alasan pembenar untuk menurunkan status daerah konservasi.

“Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup tidak boleh menyerah dengan tekanan terhadap Cagar Alam Pulau Sempu. Solusinya bukan dengan menurunkan status, melainkan memperkuat upaya perlindungannya,” ujar Rosek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Profauna selama ini melakukan pengamatan satwa liar di kawasan itu sejak 1994. Hasilnya, didapati lebih dari 90 spesies burung, beberapa spesies burung langka dan dilindungi seperti elang jawa (Nisaetus bartelsi), elang hitam (Ictinaetus malayanensis), dan rangkong badak (Buceros rhinoceros). Di tempat itu juga terdapat beberapa jenis primata dan sejumlah reptil.

Pulau Sempu ditetapkan sebagai kawasan konservasi alam berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Nomor 46 Stbl (Staatsblaad/lembaran negara) 1928 dan Nomor 69 Tahun 1928.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur Ayu Dewi Utari, ketika dikonfirmasi, mengatakan, Pulau Sempu masih dalam proses evaluasi. Dia tidak menjawab saat ditanya soal rencana penurunan status Cagar Alam Pulau Sempu. (WER)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Penurunan Status Mengancam Konservasi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB