Ceritanya, suatu hari Kementerian Pendidikan Nasional bekerja sama dengan PT Advan mengadakan perakitan laptop 10 inch dan 14 inch. Sebenarnya kesempatan ini untuk sekolah yang termasuk rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) dan SBI. Tapi kenyataannya, sekolah kami, SMKN 26 Pembangunan Jakarta, dapat merebut proyek ini.
Proyek dibuat agar siswa dapat memiliki laptop. Syaratnya, dia yang merakit laptop, yang membayar, juga memasarkannya. Apalagi ke depan akan ada kebijakan baru, ”Satu Siswa Satu Laptop”.
Hasil rakitan laptop siswa sekolah kami berbentuk ”Teaching Factory”. Artinya, laptop itu dapat digunakan sebagai buku belajar elektronik yang memudahkan siswa. Siswa tak perlu lagi membawa buku pelajaran lantaran di laptop itu sudah ada ratusan judul buku yang bisa digunakan sebagai buku pelajaran. Para guru pun mengikuti pelatihan di Semarang. Mereka dilatih agar dapat merakit sebuah netbook. Pengetahuan itu lalu diajarkan kepada para siswa yang akan merakit laptop.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kesulitan yang dihadapi hanya pemasangan mur dan baut karena komponen inilah yang paling kecil. Selain itu, bila terjadi salah pemasangan atau tak ada yang terpasang, maka netbook tak berfungsi.
Setelah pelatihan itu, SMKN 26 Pembangunan Jakarta, khususnya jurusan Teknik Komputer dan Jaringan sebagai wakil sekolah, berkewajiban mentransfer teknologi dan melatih SMK dan SMA lain di lingkup daerah Jakarta Timur.
Jadi hadiah
Laptop hasil rakitan sekolah kami pun dijadikan hadiah oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta bagi siswa berprestasi yang memperoleh nilai ujian nasional tertinggi untuk tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK. Laptop itu disampaikan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo kepada para siswa di Balaikota DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.
Laptop itu juga dipasarkan di lingkungan sekolah. Meski tak tertutup kemungkinan laptop itu akan dipasarkan untuk umum. Ditargetkan, semua siswa SMKN 26 Pembangunan Jakarta bisa menggunakan laptop guna mendukung kegiatan belajar-mengajar. Setidaknya setiap guru dan siswa punya satu laptop yang dilengkapi perpustakaan digital berisi 195 judul buku itu.
Spesifikasi laptop rakitan siswa SMKN 26 itu monitornya 10 inch, memori 1 gb, prosesor 1,6 ghz, HD berkisar 160-250 gb dilengkapi bluetooth dan wifi. Para siswa kelas dua SMKN 26 juga tengah merakit laptop 14 inch dan komputer desktop. Awalnya kami hanya merakit 135 unit laptop 10 inch, tapi ternyata pesanan lumayan banyak, hanya tersisa 20 unit.
Perakitan laptop itu pada dasarnya sama dengan proses perakitan pada PC. Bedanya, untuk laptop dibutuhkan ketelitian lebih sebab salah dalam memasang satu baut saja, akan merusak komponen pada laptop.
Untuk merakit, siswa menggunakan gelang antistatik untuk melindungi komponen pada laptop agar tak rusak terkena aliran listrik tubuh si perakit. Perakitan dilakukan dalam ruangan yang lumayan panas udaranya dan menguras keringat. Ini demi melindungi komponennya agar lebih tahan banting.
Ketelitian
Pada proses pemasangan LCD House maupun mainboard juga dibutuhkan ketelitian. Bila pemasangan kabel salah atau ada gasket yang tertinggal, dapat mengakibatkan hal fatal pada laptop, seperti LCD dan wireless tak hidup atau netbook tak berfungsi sama sekali.
Masuk tahap pemasangan keyboard maupun TP Board, perakit harus jeli memasang kabelnya. Perakit harus memeriksa dengan teliti apakah semua komponen yang terpasang sudah benar. Setelah itu, perakit tinggal memasang baut dan menekan casing seperti pada LCD, mainboard, dan keyboard. Laptop pun bisa dinyalakan. Bila netbook sudah berfungsi dan masuk ke sistem bios, selesailah sudah perakitan laptop.
Selanjutnya adalah proses pemasangan operating system dan driver seperti wireless, control center, VGA, serta sound card untuk netbook. Setelah itu, kita tinggal memasukkan program tambahan seperti Mozilla, Microsoft Office, Winamp, dan Adobe Reader.
Sekarang kita masuk tahap packing, dengan mencantumkan kode key dari SMK dan stiker. Maka laptop pun siap dipasarkan.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto menegaskan, kualitas pendidikan SMK di Jakarta semakin meningkat, bahkan cenderung di atas rata-rata daerah lain di Indonesia. Buktinya, pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Tingkat Nasional 2010 di Kemayoran, Jakarta Pusat, dari 45 nomor lomba, pelajar SMK di Jakarta meraih Juara Umum dengan 31 medali. Rinciannya 18 emas, 10 perak, dan 3 perunggu.
Dengan prestasi itu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan terus meningkatkan keunggulan SMK. Orientasinya pada keterampilan yang memenuhi kebutuhan dunia kerja.
”Kami ingin siswa lulusan SMK nantinya juga memiliki sertifikasi internasional. Ini bisa jadi nilai tambah saat melamar pekerjaan di negeri sendiri atau di luar negeri,” kata Taufik.
Tim SMKN 26 Pembangunan Jakarta: Hadi Sancoko, M Khairul Ridwan, Rianjar Hakim, Vicko Ardiansyah
Sumber: Kompas, Jumat, 25 Juni 2010 | 05:08 WIB