Mahasiswa Era 4.0 Dituntut Kreatif

- Editor

Senin, 10 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahasiswa yang lulus di era teknologi 4.0 dituntut kreatif agar dapat memiliki daya saing saat harus berhadapan dengan dunia pekerjaan. Ilmu yang didapat selama belajar di bangku sekolah dan kuliah hanya bekal yang perlu diasah sesuai daya kreatif masing-masing mahasiswa.

Daya kreatif tersebut menjadidi tuntutan agar para lulusan perguruan tinggi tidak hanya bisa bekerja tetapi juga menciptakan lapangan kerja. Pasalnya, perkembangan teknologi saat ini di satu sisi memberikan peluang untuk meraih sukses atau bahkan membuat sesorang hancur karenanya.

KOMPAS/ANGGER PUTRANTO–Sebanyak 899 mahasiswa Universitas Jember diwisuda, Sabtu (8/9/2018). Wisudawan tersebut terdiri 1 orang mahasiswa program doktoral (S3), 62 orang mahasiswa program magister (S2), dan 674 mahasiswa program sarjana (S1) serta, 162 orang mahasiswa program diploma (D3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal itu mengemuka dalam orasi yang diberikan Redaktur Pelaksana Harian Kompas Mohammad Bakir dan Pidato Rektor Universitas Jember Mohammad Hasan. Orasi dan pidato itu disampaikan dalam rapat terbuka Senat Universitas Jember Wisuda Lulusan Program Pasca Sarjana ke 63, Program Sarjana ke 118 dan Program Diploma ke 106 periode I Tahun akademik 2018/2019 di Jember, Sabtu (8/9/2018).

KOMPAS/ANGGER PUTRANTO–Rektor Universitas Jember Mohammad Hasan memberikan cindera mata kepada Redaktur Pelaksana Harian Kompas Mohammad Bakir dalam Rapat Senat Terbuka Wisuda Universitas Jember, Sabtu (8/9/2018). Bakir didapuk menjadi orator dalam wisuda tersebut.

“Kecanggihan teknologi saat ini di satu sisi membuat segalanya lebih mudah, tetapi disisi lain berpotensi membuat kerusakan yang semakin besar. Di dunia pekerjaan, teknologi bisa membantu banyak hal, namun di sisi teknologi memberikan ancaman berupa hilangnya 2 miliar pekerjaan dalam kurun waktu 10 tahun,” ujar Bakir.

Teknologi, lanjut Bakir, memudahkan siapa saja mengakses informasi apa saja. Namun, rendahnya minat baca dan daya nalar membuat banyak informasi tersebar dengan cepat dan mudah. Parahnya, berita bohong juga dengan mudah diterima dan ditelan begitu saja.

Ia mencontohkan beberapa kegaduhan kerap terjadi karena masyarakat hanya mengandalkan informasi dari media sosial. Ia berharap lulusan perguruan tinggi yang sudah bertahun-tahun menimba ilmu, menggunakan ilmu yang didapatkan sebagai filter dan bekal dalam menghadapi dunia.

KOMPAS/ANGGER PUTRANTO–Redaktur Pelaksana Harian Kompas Mohammad Bakir didapuk menjadi orator dalam Rapat Senat Terbuka Wisuda Universitas Jember.

“Lulus dari bangku kuliah bukan berarti berhenti belajar. Bekal ilmu dari kampus memang cukup menjadi bekal saat Anda terjun ke dunia luar, ke dunia pekerjaan. Namun bekal tersebut harus terus dikembangkan. Kalau Anda mau menguras habis, ilmu yang dimiliki para dosen dan profesor, Anda pasti tidak akan takut saat harus beradapan dengan siapapun di luar sana,” ujar Bakir memotivasi para mahasiswa.

Bakir yang merupakan lulusan Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember tahun 1986 juga mengajak mahasiswa untuk menggunakan ilmu yang ia dapat untuk memberikan dan mewartakan harapan bagi masyarakat. Ia berharap mahasiswa tidak hanya membicarakan hal-hal buruk tentang bangsa atau justru ikut dalam penyebaran konten berita bohong dan kabar palsu.

Hal senada disampaikan, Rektor Universitas Jember Mohammad Hasan, Ia mengatakan, di era digital saat ini banyak pekerjaan yang justru hilang. Pekerjaan-pekerjaan yang biasa dilakukan oleh manusia kini dapat digantikan oleh teknologi.

KOMPAS/ANGGER PUTRANTO–Rektor Universitas Jember Mohammad Hasan memwisuda mahasiswa Universitas Jember, Sabtu (8/9/2018)

“Namun di sisi lain, teknologi justru menyedikan aneka jenis lapangan kerja baru yang mugkin pada era sebelumnya tidak terpikirkan. Berkat teknologi, kerja juga tidak dibatasi ruang dan waktu. Kerja tidak harus di kantor. Kerja bisa kapan saja di mana saja,” ujarnya.

Oleh karena itu, Hasan meyakinkan kepada para lulusan Universitas Jember, bahwa mereka bisa menjadi apapun yang mereka inginkan. Hal itu dapat terwujud bila para lulusan perguruan tinggi tidak mau menyerah dan kreatif.

Menurut Hasan, kreatif merupakan modal untuk mengubah banyak hal menjadi peluang pekerjaan. Ia berharap daya kreatif itu tidak hanya digunakan untuk bekerja tetapi juga untuk menciptakan lapangan pekerjaan sehingga daya kreatif tersebut lebih banyak manfaatnya bagi orang lain.

KOMPAS/ANGGER PUTRANTO–Rektor Universitas Jember Drs Mohammad Hasan MSc PhD memberikan sambutan dalam Upacara Wisuda

“Saya berharap lulusan Universitas Jember menghidupi falsafah pohon yang rimbun. Karena pohon yang rimbun dapat menaungi banyak orang dan buahnya mudah dipetik. Janganlah menjadi pohon yang menjulang tinggi karena buahnya sulit dipetik,” ujarnya.

Dalam wisuda kemarin, Univeristas Jember meluluskan 899 mahasiswanya. Para wisudawan terdiri dari seorang mahasiswa program doktoral (S3), 62 orang mahasiswa program magister (S2), dan 674 mahasiswa program sarjana (S1) serta, 162 orang mahasiswa program diploma (D3).

Wisudawan kali ini dinilai sebagai salah satu angkatan yang paling baik karena jumlah mahasiswa yang lulus tepat waktu dan peraih cum luade jumlahnya tertinggi. Dalam wisuda kali ini 67 persen wisudawan lulus tepat waktu. Sedangkan yang meraih cumlude sekitar 30 persen atau berjumlah lebih 250 orang.-ANGGER PUTRANTO

Sumber: Kompas, 10 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB