Sejumlah kampus terus mengembangkan pendidikan bisnis rintisan. Tak hanya mendidik agar mahasiswa mampu menciptakan bisnis rintisan, kampus juga menerapkan pendidikan yang dapat meningkatkan kemampuan lanjutan untuk mengembangkan bisnis itu.
Director of Business Studies Universitas Prasetiya Mulya Fathony Rahman mengungkapkan, kini kampus dihadapkan pada tantangan menjawab kebutuhan industri di masa depan. ”Pembelajaran di kampus harus relevan sesuai dengan kebutuhan yang sedang berkembang. Kalau tidak akan ketinggalan,” kata Fathony di Jakarta, Senin (28/1/2019).
Saat ini, menurut dia, pembelajaran tidak dapat dilakukan secara satu arah dengan bahan ajar yang monoton. Mahasiswa pada masa sekarang dituntut lebih aktif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO–Suasana kompetisi Marketition yang diadakan Universitas Prasetiya Mulya di Jakarta, Sabtu (10/11/2018). Kegiatan itu diadakan untuk menemukan gagasan baru dalam pengembangan pemasaran sebuah produk.
Fathony memberikan contoh, mahasiswa di Universitas Prasetiya Mulya tidak hanya diberi pendidikan secara formal di kampus, tetapi juga dituntut menciptakan bisnis dan menjalankannya. Ada pula mahasiswa yang magang di perusahaan dan ditugaskan mencari solusi terhadap persoalan yang ada di perusahaan itu.
”Kepada mahasiswa, kami memberikan proyek (kuliah) yang dapat diaplikasikan secara nyata,” kata Fathony.
Dalam pembelajaran, lanjut Fathony, pihaknya juga mendorong mahasiswa untuk memperkuat bisnis daring sesuai dengan tantangan yang ada sekarang. ”Karena itu, mahasiswa perlu diberi pemahaman big data dan perilaku manusia dalam menggunakan internet,” ujarnya.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO—Fathony Rahman
Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Prasetiya Mulya Rudy Handoko mengatakan, untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan bisnis, pihaknya baru saja membuka program pendidikan baru, yakni New Ventures Innovations, untuk magister manajemen.
”Jurusan ini didirikan untuk orang muda yang telah memiliki bisnis. Melalui jurusan ini, diharapkan tercipta ekosistem baru yang dapat berkembang sehingga mereka dapat menjadi wirausaha yang terus maju,” katanya.
Rudy mengatakan, peminat jurusan ini sangat tinggi, tetapi pihak universitas sangat selektif. Pihak universitas hanya menerima calon mahasiswa yang telah menjadi wirausaha dan mau memajukan usaha sehingga dapat menjadi panutan.
Ia mengatakan, minat mahasiswa terhadap industri kreatif semakin besar. Mereka tertarik pada industri makanan dan minuman, mode, dan aplikasi teknologi penunjang kehidupan.
Dalam prosesnya, mahasiswa ditantang untuk mengeluarkan gagasan dan dilanjutkan pada bisnis yang sesungguhnya. ”Ada alumni kami yang menekuni usaha kosmetik dengan bahan alami setelah lulus kuliah. Ia mulai mengembangkan usaha sejak masih kuliah,” ujarnya.
Ada pula, lanjut Rudy, mahasiswa yang membuat aplikasi digital pengatur keuangan. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat belajar mengatur keuangan dengan baik. ”Aplikasi ini diminati oleh orang muda yang dikenal sulit mengatur keuangan,” ujar Rudy.
Mendampingi UMKM
Untuk melatih kemampuan manajemen bisnis, mahasiswa strata 1 di Sekolah Tinggi Manajemen (STM) Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (PPM) pun langsung diterjunkan ke masyarakat. Mereka diberi tugas melakukan pendampingan bisnis kepada suatu komunitas di semester V melalui mata kuliah Community Development.
Selama satu semester, mahasiswa di STM PPM melakukan pendampingan kepada UMKM untuk membuat bisnis model, perencanaan keuangan, dan pemasaran dengan memanfaatkan berbagai media sosial dan toko daring.
Untuk selanjutnya, mahasiswa dituntut mengembangkan potensi dan sumber daya di masyarakat yang didampingi. Mereka juga dituntut kreatif dalam melihat potensi dan mengembangkan kemampuan masyarakat.
Agar mahasiswa belajar dengan banyak perspektif, Ketua Program Studi Magister Manajemen STM PPM Riza Aryanto mengatakan, pengajar STM PPM pun tidak hanya dari dosen. Mahasiswa juga diajar oleh praktisi bisnis dalam mata kuliah entrepreneur. Terdapat empat pengusaha yang berbagi pengalaman dan pengetahuan seputar dunia bisnis di STM PPM.
”Selain itu, dalam satu semester ada 10 undangan untuk alumni kami yang berpengalaman di bidang manajemen untuk mengajar mahasiswa,” kata Riza.
Dalam Rekomendasi Rapat Kerja Nasional Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 2019, Senin (28/1/2019), juga disampaikan bahwa perguruan tinggi perlu mendukung pengembangan inovasi usaha rintisan. Dalam rekomendasi itu, perguruan tinggi diminta mendorong pemanfaatan inkubasi teknologi untuk melahirkan usaha rintisan unggulan dari hasil penelitian dan pengembangan melalui pemanfaatan pendanaan riset atau pengabdian masyarakat.
Menteri Ristek dan Dikti Mohamad Nasir mengatakan, kompetensi lulusan perlu disesuaikan dengan kebutuhan industri. Hal itu menjadi salah satu fokus kinerja 2019 Kemristek dan Dikti.
”Saat ini, kebutuhan industri dan lulusan terpaut jauh. Harapan saya kompetensi yang didapatkan lulusan sesuai dengan kebutuhan industri, khususnya di bidang sains dan teknologi,” kata Nasir. (SUCIPTO)
INSAN ALFAJRI UNTUK KOMPAS–Mahasiswi Universitas Prasetiya Mulya memamerkan prototipe produk yang berfungsi agar pengendara menggunakan helm saat mengendarai roda dua, Sabtu (12/1/2019). Kegiatan itu bagian dari Entrepreneur Day 2019 yang dihelat di Mal Kuningan City, Jakarta Selatan.
PRAYOGI DWI SULISTYO
Sumber: Kompas, 29 Januari 2019