Karakter Profesional Dibentuk lewatProses

- Editor

Rabu, 23 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lemahnya perilaku profesional di kalangan lulusan universitas antara lain disebabkan universitas kurang menekankan proses kehidupan mahasiswa untuk pembentukan karakter.

“Suasana kampus berbasis nilai-nilai kehidupan belum terlalu hidup. Mahasiswa cenderung memikirkan indeks kumulatif mahasiswanya saja,” tutur pelaksana bidang pendidikan The Asia Foundation, Budhy Munawar-Rachman, saat dihubungi di Jakarta, Senin (21/3).

Budhy menambahkan, pendidikan teoretis masih mendominasi dalam proses di kampus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menjelaskan, salah satu hal krusial yang harus diperbaiki adalah aspek kejujuran dalam proses ilmiah. Kebiasaan menjiplak hasil pemikiran orang lain mencirikan karakter mahasiswa tidak profesional.

“Selain itu, mahasiswa juga tidak diajarkan mendesain perubahan sosial. Mahasiswa hanya akan peka terhadap masalah sekitar jika kreatif menyelesaikan masalah,” katanya.

Sekitar 800 perusahaan mengeluhkan minimnya perilaku profesional di kalangan karyawan. Padahal, dari segi pengetahuan dan keterampilan, lulusan di Indonesia dinilai sudah memadai. Kemampuan teknis mereka cukup bisa diandalkan (Kompas, 21/3/2016).

Secara terpisah, pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin, Makassar, Syamsuddin Aziz, mengatakan, pembentukan karakter juga dapat ditempuh dengan mengarahkan mahasiswa berorganisasi di kampus. Fasilitas terbatas dan tanggung jawab yang diberikan menempa mahasiswa untuk bersikap profesional dalam bertugas. Kemampuan kognitif saat belajar di kelas akan bertambah dengan terlatihnya psikomotorik saat menghadapi masalah dalam berorganisasi.

Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Indra Surjati menekankan mahasiswanya diminta bergabung dalam kegiatan organisasi kampus. Dengan pembentukan karakter baik, lulusan fakultas itu diharapkan mampu menjaga nama baik almamaternya. “Banyak mahasiswa kami yang sukses saat kerja karena aktif berorganisasi. Mereka tidak jadi ‘kutu loncat’ saat bekerja,” kata Surjati.

Untuk mengimbangi kegiatan organisasi mahasiswa, fakultas juga memberikan kuliah umum dan pendidikan etika engineering (rekayasa) saat semester akhir. Selain itu, sasaran mutu juga ditetapkan oleh mereka dalam membentuk karakter calon lulusan. Salah satu sasaran mutunya adalah minimal 80 persen lulusan mereka memiliki IPK minimal 3,15.

Praktik wirausaha
Pengembangan karakter mahasiswa diperhatikan secara berbeda sesuai fakultasnya. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara Sawidji Widoatmodjo menjelaskan, pendidikan karakter mahasiswanya diselipkan dalam pemagangan dan pelaksanaan pekan rencana wirausaha. “Para mahasiswa bisa tidak lulus jika tidak membuat sesuatu dalam pekan itu. Mereka harus menjual produk mereka dengan beragam cara,” ujarnya.

Program tersebut ditempuh fakultas untuk mendorong mahasiswa bermental wiraswasta. Alhasil, banyak lulusan mereka yang akhirnya berwirausaha sendiri setelah bekerja minimal dua tahun. (C02)
———–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Maret 2016, di halaman 12 dengan judul “Karakter Profesional Dibentuk lewatProses”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB