Jangan Sepelekan Bahaya Ponsel terhadap Anak

- Editor

Sabtu, 27 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beragam jenis peranti komunikasi kian banyak digunakan anak-anak sejak usia dini. Mereka memakai telepon seluler, telepon pintar, atau tablet untuk bermain. Padahal, radiasi dari perangkat itu berisiko tinggi pada kesehatan dan tumbuh kembang anak.

”Anak menyerap gelombang lebih banyak karena kulit dan tulang mereka lebih tipis. Selnya yang bertumbuh juga lebih mudah menyerap gelombang radiasi,” kata ahli saraf dari Universitas Katolik Atma Jaya, Yuda Turana, di Jakarta, Rabu (24/9). Untuk itu, orangtua perlu membatasi pemakaian berbagai peranti komunikasi pada anak.

Hasil riset Dr Om Gandhi dari Universitas Utah menunjukkan, penetrasi radiasi pada anak usia 5 tahun memenuhi 75 persen bagian otak. Untuk anak usia 10 tahun penetrasinya 50 persen dan pada orang dewasa 25 persen bagian otak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara penelitian Andreas Christ pada 2010 menunjukkan, hipokampus (pusat memori pada otak) dan hipotalamus (pengontrol emosi) pada anak menyerap 1,6-3 kali lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.

Paparan ponsel berlebihan mempercepat proses degenerasi sel pada anak, termasuk lapisan mielin di otak. Akibatnya, fungsi kognitif anak terganggu dan memicu perilaku agresif.

Pengajar dari Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tiara Aninditha, menjelaskan, ”Anak yang terlalu sering pakai smartphone atau tablet berisiko berperilaku agresif dan impulsif.”

Umumnya, anak-anak memakai telepon seluler atau tablet untuk bermain. Permainan di peranti komunikasi itu berubah cepat. Akibatnya, anak kecanduan, enggan bergaul, dan kurang gerak. Bahkan, anak yang bermain permainan berbau kekerasan jadi agresif.

Pemakaian ponsel berlebihan pada anak juga memicu attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis hasil riset bahwa radiasi dari ponsel disamakan dengan zat karsinogenik penyebab kanker. Menurut Yuda, sejumlah riset menunjukkan tumor otak muncul akibat pemakaian ponsel. Karena itu, sejumlah negara menerapkan aturan terkait dampak buruk radiasi dari peranti komunikasi bagi anak. (A04)

Sumber: Kompas, 27 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB