Jalan Braga dalam Video 360 Derajat

- Editor

Selasa, 23 Februari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jalan Braga adalah sepotong jalan yang menjadi ikon dari Kota Bandung di Jawa Barat. Memiliki sejarah panjang yang sama tuanya dengan kota kembang, Jalan Braga menjadi tempat nostalgia akan era art deco dari Kota Bandung dan turut dipoles oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Jika belum sempat menjelajahinya, menikmati Jalan Braga bisa dilakukan dengan gambar. Sudah tidak terhitung foto yang diambil dari jalan ini.

Namun kerap muncul rasa ingin tahu tentang apa yang tidak tertangkap oleh kamera, seperti apa suasana di luar perspektif yang dipilih oleh fotografer. Dengan teknologi 360 derajat, hal tersebut dimungkinkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bagaimana jika Jalan Braga Bandung dalam video 360 derajat? Wartawan Kompas menangkapnya dalam video 360 derajat saat melakukan review produk kamera Ricoh Theta. Kamera ini menangkap gambar 360 derajat dengan satu langkah.
Melalui teknologi ini, gambar diam dan bergerak yang disajikan secara 360 derajat memungkinkan pengguna untuk mendapat perspektif yang lebih leluasa dari satu titik dan mendapatkan informasi lebih banyak. Pada satu titik, pengguna akan terbenam dalam realitas baru karena mereka seolah berada di sana dan melakoninya sendiri meski raganya terpaut jarak.

braga360Wisata virtual itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh berbagai pihak seperti properti untuk bisa menunjukkan bangunan yang akan dijual atau disewa dari dalam maupun lingkungan sekitar sehingga pihak yang berminat tidak harus seperti membeli kucing dalam karung sebelum mendatangi tempatnya langsung.

Namun bukanlah perkara mudah untuk membuat karya 360 derajat. Generasi pertama yang banyak digunakan adalah memanfaatkan kamera dengan lensa lebar untuk mengambil sejumlah foto dari berbagai sudut tanpa bergerak tanpa berpindah. Sesudahnya, foto-foto tersebut dijahit oleh perangkat lunak sembari memperhatikan bagian gambar yang terdistorsi akibat penggabungan dua gambar yang tidak sempurna. Karya yang dibuat kemudian hanya bisa dinikmati secara terbatas di website yang menggunakan layanan khusus.

Video 360
Pada bulan Maret 2015, Youtube yang menjadi layanan video dari Google meluncurkan fitur untuk menonton video 360 derajat. Untuk menghasilkan video yang bisa ditonton seperti itu, mereka bekerja sama dengan beberapa pembuat kamera untuk menghasilkan produk atau rangkaian produk yang memungkinkan pengguna mengambil video di berbagai sudut secara bersamaan.

Jamak ditemui video 360 derajat yang diambil dengan menggabungkan beberapa kamera aksi dengan merek GoPro atau Xiaomi Yi sehingga lensa lebar yang dimiliki masing-masing unit bisa mencakup seluruh sudut pengambilan, dan sesudahnya digabungkan melalui perangkat lunak terpisah. Youtube sendiri menyiapkan dukungan bagi video 360 derajat yang memungkinkan interaksi dari penonton seperti mengubah sudut pandang saat video berjalan.

Produk yang lebih ringkas juga tersedia untuk mengambil gambar diam maupun bergerak secara 360 derajat. Misalnya Kodak SP360 atau Nikon Keymission 360 yang baru saja diluncurkan di perhelatan CES 2016 di Las Vegas, Amerika Serikat.

Perangkat yang disebut belakangan memiliki keunggulan bentuk yang lebih ringkas dan mudah untuk dibawa tapi memiliki keterbatasan pada hasil akhirnya yang memiliki resolusi lebih rendah ketimbang menggabungkan beberapa kamera aksi yang masing-masing bisa merekam gambar hingga resolusi 4K. Meskipun lebih rumit dalam persiapannya, rangkaian kamera aksi juga memiliki daya baterai lebih kuat ketimbang kamera 360 portabel karena selain mengambil gambar mereka juga harus memprosesnya secara langsung.

Tren ini pun terlihat kuat dengan peluncuran dua kamera 360 yang dilakukan dua raksasa perangkat telekomunikasi global yakni LG dan Samsung pada hari yang sama pada awal perhelatan Mobile World Congress 2016 pertengahan Februari di Barcelona. LG merilis LG 360 Cam sementara Samsung dengan Gear 360 yang memiliki tujuan serupa yakni mengambil gambar diam maupun bergerak dan dioperasikan dari layar ponsel.

Gelagat tersebut bisa menjadi salah satu isyarat bahwa video 360 derajat bakal menjadi lazim di tahun 2016. Pendiri situs jejaring sosial Facebook, Mark Zuckerberg yang datang pada acara Samsung berbagi visinya akan teknologi realitas virtual (virtual reality) yang akan menjadi wahana sosial di masa mendatang. Dia bersama teknologi yang dikembangkan sendiri yakni Oculus berkolaborasi dengan Samsung untuk menghasilkan perangkat untuk menghasilkan konten yang bisa menghadirkan kenyataan untuk memberi pengalaman yang lebih menyeluruh.

Theta S
Salah satu kamera 360 derajat yang dipergunakan Harian Kompas adalah Theta S, generasi kedua dari kamera portabel yang dirilis oleh Ricoh. Salah satu keunggulannya adalah ukurannya yang ringkas dan muat di dalam saku baju. Bentuknya batang dengan sepasang lensa yang saling membelakangi.

Cara kerjanya cukup sederhana, begitu pengguna memencet tombol di sisi perangkat, dua buah lensa yang masing-masing menangkap gambar dengan sudut 180 derajat segera bekerja berbarengan dan menjahitnya dalam waktu singkat. Itulah mengapa, hanya dengan satu kali pencetan tombol pengguna sudah bisa mendapatkan gambar 360 derajat tanpa harus bersusah payah.

Hasil akhir dari penyatuan cukup rapi dan tidak sampai memperlihatkan badan perangkat karena terletak di pertemuan dua gambar yang ditangkap dengan sudut 180 derajat. Salah satu konsekuensi bila mengambil gambar 360 derajat dengan cara menggenggam Theta S adalah tangan yang sedikit terpotong pada hasil akhir. Selebihnya tidak ada masalah.

Dengan perangkat seperti ini, kita pun bisa menangkap momen lebih utuh untuk diingat kemudian hari. Apa yang terjadi di depan kamera dan apa yang berlangsung di belakangnya.

DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO

Sumber: Kompas Siang | 22 Februari 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 17 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB