Kualitas Udara Kota Bandung Memburuk

- Editor

Selasa, 26 Mei 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kualitas udara di Kota Bandung, Jawa Barat, terus memburuk. Padahal, kota ini pernah menjadi salah satu kota dengan kualitas udara baik pada 2012.

”Penurunan kualitas udara ini vital karena tidak ada alternatif lain mencari udara segar selain dari alam. Jika dibiarkan terus, akan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia,” kata Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat Anang Sudarna, di Bandung, Senin (25/5).

Memburuknya kualitas udara itu diperoleh setelah evaluasi kualitas udara perkotaan di 4 kota di Provinsi Jawa Barat pada 2014. Selain Kota Bandung, penelitian BPLHD Jawa Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup itu juga dilakukan di Kota Bekasi, Bogor, dan Kota Depok. Khusus di Kota Bandung, penelitian dilakukan di tiga ruas jalan utama, yaitu Jalan BKR, Padjadjaran, dan Jalan Soekarno-Hatta, 10-12 Juni 2014.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Kepadatan dan kemacetan kendaraan di Kota Bandung penyebab utamanya. Hampir 90 persen penyumbangnya emisi gas buang kendaraan bermotor di atas ambang batas,” kata petugas pemantau Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan di BPLHD Jawa Barat, Agus Cahyadi.

Menurut Agus, kualitas udara di Kota Bandung cenderung menurun dibandingkan tahun 2012. Saat itu, Kota Bandung menempati peringkat pertama kota dengan kualitas udara terbaik. Dua tahun kemudian urutan ke-6.

20110731_Alat_Pengukur_Kualitas_UdaraKandungan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) adalah dua indikator berbahaya yang melewati ambang batas. Kandungan CO terpantau 8,65–9,73 persen atau lebih tinggi dari baku mutu 4,5 persen. Kandungan hidrokarbon terpantau serupa, melebihi ambang batas 1.200 parts per million (ppm).

Tingginya kandungan CO dan HC, kata Agus, banyak disumbangkan emisi gas buang kendaraan bermotor. Kandungannya akan semakin tinggi saat jalanan dipenuhi kendaraan dan menimbulkan kemacetan panjang.

”Saat penelitian, kami juga mengumpulkan data kecepatan kendaraan. Kepadatan jalan raya membuat kendaraan melaju 32-46 kilometer per jam. Semakin lambat laju kendaraan, semakin berat beban kendaraan yang butuh asupan bahan bakar lebih banyak,” katanya.

Anang Sudarna menambahkan, kondisi itu bukan berarti harus ada larangan atau pembatasan kendaraan masuk ke Bandung, terutama saat akhir pekan. Ia berharap penelitian itu jadi masukan bagi pemerintah daerah mencari solusi efektif. Salah satu solusinya, moda transportasi massal seperti bus umum atau kereta api dalam kota.

Menurut Direktur Eksekutif Walhi Jabar Dadan Ramdhan, peningkatan jumlah kendaraan di Bandung dan Jabar memicu memburuknya kualitas udara. Itu dilihat dari penambahan kendaraan bermotor di Jabar, misalnya pada 2013. Saat itu, ada 13 juta kendaraan pribadi dan hanya 445.000 kendaraan umum.

”Kondisi itu juga meningkatkan suhu hingga 36-40 derajat celsius,” katanya. (CHE)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Mei 2015, di halaman 14 dengan judul “Kualitas Udara Kota Bandung Memburuk”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB