Cukai Plastik Jadi Pilihan

- Editor

Rabu, 24 Januari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah sedang menyelesaikan regulasi berupa peraturan pemerintah terkait kantong plastik. Penerapan cukai tersebut menjawab kelanjutan kebijakan kantong plastik berbayar yang pernah diuji coba secara luas di 23 kabupaten atau kota pada tahun 2016.

Program kantong plastik berbayar disebut sanggup mengubah perilaku konsumen dan menumbuhkan kesadaran warga untuk mengurangi sampah. Menurut hasil evaluasinya, penggunaan kantong plastik berkurang 55 persen. Pada uji coba kedua, pemakaian kantong plastik turun 13,8 persen karena di tengah jalan peritel menarik dukungan.

Peritel tak berani melanjutkan karena khawatir berhadapan dengan hukum. Sebab, penerapan ”pungutan” minimal Rp 200 per kantong plastik hanya berdasarkan surat edaran Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun, dan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Terkait kantong plastik, dukungannya luas, tetapi penentuan harga dan prinsip dasar belum ketemu,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Jumat (19/1), di Jakarta, di sela-sela temu media Hari Peduli Sampah Nasional 2018 bertema ”Sayangi Bumi, Bersihkan dari Sampah”.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI–Pembeli menggunakan kantong plastik untuk mengemas barang setelah berbelanja di Pasar Teluk Gong, Jakarta Utara, Senin (22/2/2017).

Ia menjelaskan ”pungutan” atas pemakaian kantong plastik masih dianggap menghilangkan hak konsumen. Sebab, bertahun- tahun konsumen dijejali pemberian kantong plastik gratis. Padahal, harga kantong plastik itu masuk operasional toko atau pembelian barang lain.

”Masyarakat tahunya menambah ongkos. Padahal, prinsip seharusnya adalah kita membayar setiap langkah kita yang membebani lingkungan,” ujarnya.

Di sisi lain, ia belum menerbitkan Peraturan Menteri LHK terkait Kantong Plastik karena disinkronkan dengan langkah Kementerian Keuangan yang menyiapkan cukai pada kantong plastik. Selain itu, pengelolaan sampah disinergikan dalam Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis Nasional Pengelolaan Sampah.

Aturan pelaksanaan
Direktur Pengelolaan Sampah KLHK R Sudirman memaparkan, regulasi cukai kantong plastik telah disiapkan dalam format peraturan pemerintah (PP). Itu dibahas KLHK bersama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, dan Kementerian Perindustrian.

”Kami sepakat akan mengeluarkan peraturan pemerintah tentang kantong plastik,” ujarnya. Menurut rencana, PP akan segera diterbitkan karena Kemenkeu menargetkan pemasukan dari cukai plastik tahun ini.

Riset KLHK tahun 2017 menyebut 17,1 persen dari total timbulan sampah merupakan sampah plastik. Dari sampah plastik tersebut, 49 persennya berupa kantong plastik.

Maka dari itu, pengenaan cukai dipilih jadi instrumen fiskal pengendalian peredaran barang. Undang-Undang No 39/2007 tentang Perubahan Atas UU No 11/1995 tentang Cukai memberi kriteria barang kena cukai, yakni konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya perlu diawasi, pemakaiannya berdampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup, atau pemakaiannya perlu dikenai pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan.

Dasar pengenaan tarif cukai pada jenis plastik, kadar zat aditif, dan ukuran kantong plastik. Terkait jenis kantong plastik, KLHK merampungkan Standar Nasional Indonesia berupa termoplastik (bijih plastik dengan katalis), bioplastik (murni dari tepung tanaman), serta campuran bioplastik dan termoplastik. (ICH)

Sumber: Kompas, 20 Januari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB