Program uji coba plastik berbayar di gerai ritel modern mengurangi penggunaan kantong plastik hingga 30 persen. Hasil evaluasi itu akan dijadikan pertimbangan pemerintah untuk mengambil kebijakan selanjutnya.
Pemantauan dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di 22 kota besar ditambah lima kota administratif di Jakarta periode 23 Maret-3 April 2016. Penggunaan kantong plastik dari rata-rata tiga kantong per transaksi jadi dua kantong per transaksi.
“Ini positif mengurangi penggunaan kantong plastik, turun sekitar 30 persen,” ujar Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Sudirman pada paparan evaluasi kebijakan plastik berbayar, Jumat (15/4), di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kota-kota yang dipantau, antara lain Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar. Evaluasi sebelumnya dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia yang menyasar gerai di Jakarta. Hasilnya juga menunjukkan pengurangan penggunaan kantong plastik.
Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan KLHK melibatkan wawancara 535 konsumen. “Kami menyasar konsumen gerai ritel modern yang besar. Mereka kebanyakan dari kelas menengah ke atas,” kata Kepala Subdirektorat Barang dan Kemasan KLHK Ujang Solihin Sidik.
Dari 535 responden, sebanyak 358 responden (67 persen) menyatakan akan membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi sampah. Sebanyak 356 responden (66,5 persen) akan membawa kantong belanjaan sendiri jika harus membayar kantong plastik di gerai ritel.
Menurut Sudirman, data itu bisa dimaknai bahwa warga mulai sadar bahwa plastik berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan. Hal itu diperkuat pernyataan 497 responden (92,8 persen) yang tahu dampak plastik terhadap lingkungan dan kesehatan.
Permintaan gerai ritel
Penurunan penggunaan plastik oleh konsumen ternyata diikuti menurunnya pasokan kantong plastik di gerai ritel. Rata-rata turun 25 persen dibandingkan dengan sebelum ada kebijakan itu.
Sebanyak 160 ritel dipantau, baik yang merupakan anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) maupun bukan anggota Aprindo. “Ini evaluasi saja. Sampelnya hanya 160 ritel meski di Indonesia anggota Aprindo ada 30.000, ditambah yang bukan Aprindo jadi total 90.000,” ujar Sudirman.
Di Giant, Pekanbaru, misalnya, mengalami penurunan penggunaan kantong plastik hingga 40 persen pada Maret atau sebulan setelah diterapkannya uji coba kebijakan itu pada 21 Februari. Pada Januari dan Februari, mereka menyiapkan 120.000 kantong plastik per bulan. Pada Maret menyiapkan 72.000 lembar.
Menurut Sudirman, hasil evaluasi itu akan dijadikan bahan merumuskan peraturan menteri LHK yang direncanakan keluar Juni 2016. Ada dua opsi, menerapkan kantong plastik berbayar pada gerai ritel modern atau penghentian sama sekali. “Masing-masing perlu dipertimbangkan lebih lanjut,” ujarnya.(C11)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 April 2016, di halaman 14 dengan judul “Penggunaan Berkurang 30 Persen”.