Bakau, Fungsi Ekosistem yang Bernilai Ekonomi

- Editor

Rabu, 11 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banyak pihak tidak menyadari manfaat hutan bakau ketika pada tahun 1990-an hutan bakau dibabat habis untuk tambak udang. Akibatnya baru terasa ketika lingkungan pesisir rusak.


Abrasi parah tidak hanya menghilangkan daratan, tetapi juga penghidupan warga pesisir.
Hutan bakau tidak hanya melindungi daratan dari abrasi, intrusi air laut, serta menahan gelombang, tetapi juga menjadi tempat berlindung berjenis satwa, terutama kelompok krustasea, seperti udang dan kepiting. Bakau juga menyerap karbon dan logam berat sehingga membantu memulihkan kondisi air yang tercemar.

Fungsi-fungsi tersebut tidak tergantikan ekosistem tumbuhan lain. Karena itu, rehabilitasi terhadap bakau harus terus dilakukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah tahun 2013, seluas 8.594,89 hektar dari 11.732
hektar lahan bakau di pesisir Jawa Tengah, terutama di pesisir utara, rusak. Lahan pesisir yang terabrasi hingga tahun 2013 mencapai 5.235,74 hektar.

Akhir-akhir ini ada kesadaran masyarakat untuk menyelamatkan hutan bakau. Di Kota Semarang, misalnya, ada 10 kelompok masyarakat yang aktif menyelamatkan hutan bakau. Di antaranya, kelompok mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan kelompok anak muda di Tapak, Desa Tugurejo, Kecamatan Tugu. Daerah Tapak merupakan kawasan yang terkena abrasi paling parah di Kota Semarang. Puluhan hektar tambak di daerah ini yang dikembangkan dengan menebang hutan bakau, kini lenyap terkena abrasi.

19633373hApa yang dilakukan para mahasiswa Undip tersebut bermula pada tahun 2001. Ketika menjalani perkuliahan di Teluk Awur, Jepara, mahasiswa Undip tersebut melihat kondisi pesisir rusak parah. Bakau berganti hamparan tambak yang terkikis abrasi. Mereka lalu berinisiatif memulai gerakan menanam bakau secara mandiri dengan menyisihkan uang saku. Dari kegiatan itu, terbentuklah Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur (KeSEMaT).

Di Tapak, Desa Tugurejo, juga di tahun 2001, sekelompok anak muda tergabung dalam komunitas Prenjak, yang aktif melakukan pembibitan dan penanaman mangrove. Menurut Ketua Komunitas Prenjak Arifin, komunitasnya didirikan untuk mengalihkan aktivitas anak muda dari hal negatif.

Kegiatan ini diawali Abdul Roviq, anggota karang taruna. Dia menyemangati rekan-rekannya berbuat sesuatu ketimbang kumpul tanpa arah. Mereka patungan membeli bibit bakau dan menanami tambak. Lama kelamaan, mereka pun membuat bibit bakau sendiri.

Berkembang
KeSEMaT dan Prenjak sama-sama melihat manfaat hutan bakau bagi lingkungan maupun kehidupan. Sebagai organisasi mahasiswa, KeSEMaT bertujuan mengembangkan penelitian ekosistem bakau dan pelestarian lingkungan.

”Kami melihat banyak orang kehilangan penghidupan karena rusaknya hutan bakau,” kata Arief Marsudi Harjo, alumni dan anggota dewan kehormatan KeSEMaT, di Kota Semarang, Sabtu (7/2).

Kegiatan anak-anak muda itu ternyata berkembang. Di Teluk Awur, KeSEMaT telah menanami 6,4 hektar lahan dengan 17 jenis tanaman bakau dan kini menjadi habitat berbagai jenis hewan primata, burung, dan reptil. Kelompok ini banyak mendampingi warga agar mendapat perhatian pemerintah. Mereka tergabung dalam kelompok kerja baku dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional. Kelompok ini mendapat penghargaan Tunas Lestari Kehati pada Januari lalu.

Para alumni KeSEMaT membentuk CV KeSEMaT Mangrove Indonesia (Kemangi) yang bergerak dari sisi bisnis, seperti menyediakan bibit bakau untuk pemerintah dan BUMN.

Prenjak juga memproduksi bibit bakau yang ditawarkan kepada BUMN, pemerintah, maupun masyarakat. Lebih jauh lagi, Prenjak mengembangkan budidaya bandeng dan membuat alat penahan ombak.

”Tambak di daerah ini tercemar limbah pabrik yang dibuang ke sungai. Ukuran bandeng kian mengecil. Setelah bakau tumbuh besar dan banyak, ukuran bandeng membesar. Ternyata mangrove membantu mengembalikan kondisi air ke arah ideal,” jelas Arifin.

Ekowisata
Bukan hanya manfaat lingkungan, semangat para pemuda merehabilitasi bakau tumbuh terlebih karena mendapat manfaat ekonomi dari penjualan bibit, pengolahan bakau menjadi aneka penganan, hingga budidaya bandeng. Para pemuda ini bercita-cita menjadikan lokasi desa mereka sebagai tujuan ekowisata bakau. Namun, hal tersebut terganjal kepemilikan lahan sebuah perusahaan swasta. Melalui Prenjak pula, banyak anak muda putus sekolah dapat melanjutkan sekolah hingga tingkat SMA.

Meski upaya rehabilitasi hutan bakau telah dilakukan berbagai pihak, ternyata tetap tidak sebanding dengan laju kerusakan. Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup Porivinsi Jateng Wahjudi Djoko Marjanto menyebutkan, pembangunan sabuk pantai terus dilakukan tiap tahun, tetapi masih sangat kurang dari kebutuhan.

Oleh: Amanda Putri

Sumber: Kompas, 11 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB