Aplikasi Membantu Pengawasan Konservasi Perairan

- Editor

Jumat, 3 Maret 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Organisasi lingkungan WWF Indonesia mengajak masyarakat untuk berperan mengawasi dan melaporkan kondisi area konservasi perairan di Indonesia yang ditargetkan seluas 20 juta hektar tahun 2020. Keterlibatan warga itu dipermudah melalui aplikasi Marine Buddies yang bisa diunduh pengguna gawai berbasis Android.

Pelibatan masyarakat itu diharapkan membantu pemerintah memberikan data dan laporan faktual. Itu menjadi bahan perbaikan pengelolaan perairan konservasi. “Tanpa pengelolaan, perairan konservasi itu sebatas paper marine park (konservasi perairan di atas kertas),” kata Dewi Satriani, Manajer Kampanye dan Mobilisasi WWF Indonesia, Kamis (2/3), di Jakarta.

Terkait hal itu, WWF Indonesia meluncurkan aplikasi Marine Buddies yang bisa dimanfaatkan publik untuk mengawasi 165 perairan konservasi di Indonesia. Perairan itu seluas 17,9 juta hektar, 90 persennya belum dikelola baik. Menurut penilaian Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K), perairan konservasi yang terkelola dengan baik antara lain Laut Aru dan Mentawai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hingga kemarin, baru 32 perairan konservasi tersedia di aplikasi. Aplikasi terus diperbarui dan menjangkau pengguna sistem operasi iOS pada Mei 2017.

Seiring perkembangan media sosial, tren berwisata ke laut meningkat. Karena itu, wisatawan yang punya akses dan berkesempatan mencapai wilayah minim patroli diminta melaporkan kondisi dan aktivitas perairan itu.

Ia mencontohkan, warga bisa melaporkan adanya sampah ataupun penangkapan ikan secara ilegal. Temuan jenis ikan atau mamalia laut eksotis juga menambah inventaris data wilayah.

Temuan itu diteruskan WWF pada pemerintah dan pengelola lokasi demi membenahi tata kelola. Pelaporan lewat aplikasi saat ini hanya bisa dilakukan ketika pengguna berada di koordinat area konservasi. Informasi tak terunggah seketika karena infrastruktur sinyal data terbatas di perairan yang umumnya terpencil. “Kami menjaga agar laporan faktual dan aktual sehingga memudahkan verifikasi,” ujarnya.

Nadine Chandrawinata, artis dan pendukung kampanye laut WWF Indonesia, berharap aplikasi itu membantu pencinta ekowisata menjadi wisatawan cerdas. “Mulailah dari diri sendiri untuk punya komitmen menahan diri, tak berbuat hal buruk bagi lingkungan,” ucapnya. (ICH)
————————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Maret 2017, di halaman 14 dengan judul “Aplikasi Membantu Pengawasan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB