Serbuan Drone di Pameran CeBit 2015

- Editor

Senin, 30 Maret 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rasanya tak ada pameran teknologi akhir-akhir ini yang tidak menampilkan perkembangan benda terbang cerdas. Tak terkecuali di gelaran pameran teknologi informasi terbesar dunia, CeBit 2015, di Hannover, Jerman, 16-20 Maret.

Drone pun menyerbu di Fairground Hannover, tempat diselenggarakannya pameran tersebut. Kian maraknya penggunaan drone membuat perusahaan-perusahaan berlomba menawarkan produk dan inovasi mereka. Sejumlah perusahaan membuka booth dan memamerkan produk mereka.

Pasar drone memang booming akhir-akhir ini. Pengguna bukan hanya para pehobi, melainkan juga para profesional. Tujuan penggunaan pun beragam, salah satunya komersial. Drone yang awalnya digunakan pihak militer kini berkembang dan warga sipil pun dengan bebas (di beberapa negara dibatasi) menggunakannya untuk berbagai keperluan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bermacam ukuran drone ditampilkan di CeBit 2015, mulai dari seukuran telapak tangan hingga yang selebar sekitar 1 meter; dari quadcopter hingga hexacopter. Mereka mengunggulkan berbagai teknologi, seperti kemampuan terbang, kemampuan pengambilan gambar, pemetaan, dan berbagai fitur yang memudahkan penggunanya.

Berdasarkan pantauan Kompas dari arena pameran CeBit 2015, terdapat beberapa perusahaan yang memamerkan teknologi drone di CeBit 2015. Yuneec dan Maxaero adalah dua di antaranya. Yuneec memperkenalkan produk baru yang dinamai Q500 Typhoon.

Quadcopter (empat rotor) ini dibanggakan pembuatnya sebagai solusi total untuk fotografi dan video udara beresolusi tinggi. Menurut Yuneec, Q500 memiliki sistem canggih yang bisa dikendalikan oleh pilot baru ataupun yang telah berpengalaman.

d1da05b63be74c879b6ee787e68b11d8″Drone” dengan empat rotor (“quadcopter”) ini menjadi andalan stan MaxAero di arena CeBit 2015. Walaupun terbilang kecil dibandingkan dengan pesaing, “drone” ini mampu membawa kamera dan mengklaim bisa diandalkan untuk pemotretan profesional.

Pilot baru akan dimudahkan dengan fitur smart mode dan home mode, yang memungkinkan untuk mempelajari dan menerbangkan drone ini dengan sederhana dan secara intuitif. Dengan kamera 12 megapiksel, 1080p/60 fps, dan gimbal, diklaim produk seharga 1.299 dollar AS ini menghasilkan gambar yang mulus.

Drone lain yang menyerbu CeBit 2015 adalah Venture I dan X-Star 3 buatan Maxaero. X-Star 3 disebut pembuatnya sebagai quadcopter kompak, pintar, dan menghasilkan gambar mulus dan tajam dengan lama terbang hingga 25 menit.

Produk ini bisa terbang secara otomatis mengikuti navigasi terbang yang telah diprogram terlebih dahulu di aplikasi yang tersedia di telepon pintar. Teknik ini membuat manuver terbang menjadi sangat akurat.

Maxaero juga memperkenalkan produk Venture I yang diklaim didesain untuk memiliki performa terbang yang hebat dengan pengambilan gambar 360 derajat berkualitas tinggi. Dengan struktur memakai karbon fiber, Venture I menjadi sangat ringan. Fitur smart flight membuatnya mudah dikendalikan, orientasi pintar, dan fitur mendarat secara otomatis.

Tak ketinggalan, mahasiswa dari Universitas Zurich juga menunjukkan kemampuan mereka mengembangkan teknologi pesawat terbang tanpa awak. Mereka menampilkan drone yang dilengkapi dengan kamera dan sensor yang bisa memetakan lingkungan sekitarnya secara tiga dimensi. Dengan demikian, drone ini bisa terbang dan mempelajari permukaan di sekitarnya.

Ada banyak pilihan drone di pasaran saat ini, mulai untuk sekadar hobi hingga bagi para profesional. Perusahaan, mulai dari retail, logistik, dan sektor lain, berlomba memakai drone.

Singkatnya, drone dipakai di banyak sektor, mulai dari militer, survei, keamanan, pemetaan, pertanian, media, fotografi, film, hingga respons darurat. Mari terbang dengan drone. Fly safe!

Prasetyo Eko P dari Hannover, Jerman

Sumber: Kompas Siang | 20 Maret 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB