Rittal Tawarkan Solusi Pusat Data untuk Usaha Kecil dan Menengah

- Editor

Jumat, 20 Maret 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bisnis online atau e-dagang, e-commerce, atau bisnis daring kian meledak di Indonesia. Mulai dari start-up, usaha kecil dan menengah atau UKM, hingga perusahaan besar memanfaatkan teknologi informasi untuk mengembangkan bisnisnya. Bertumbuhnya bisnis daring tersebut seiring dengan terus bertambahnya pengguna internet di Indonesia.

Booming industri perdagangan elektronik itu membuat kebutuhan akan pusat data atau data center kian bertambah. Pembangunan pusat data memerlukan investasi, desain, dan perencanaan yang sulit serta mahal menjadikan para usaha kecil dan menengah atau start-up menggunakan penyimpanan di awan dengan segala risikonya.

Wakil Presiden Manajemen Produk and Solusi IT Rittal Bernd Hanstein, ditemui di gelaran CeBit 2015 di Hannover, Jerman, mengatakan, perusahaannya menawarkan solusi untuk para usaha kecil dan menengah di Indonesia yang ingin memiliki layanan pusat data.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

4b76f93b399546e0952b3ecf79680ab0“Itu adalah masalah investasi. Untuk infrastruktur pusat data, Anda harus melihat berapa rak, berapa kebutuhan pendinginan, kebutuhan daya, atau keamanan untuk beroperasi. Kemudian, Anda harus memutuskan untuk berinvestasi membangun pusat data sendiri atau memutuskan menggunakan awan. Untuk semua hal itu, kami memiliki solusi, baik untuk SME (small and medium enterprise/usaha kecil menengah), kami memiliki solusi cerdas untuk pusat data atau pembangunan layanan pusat data,” katanya, Rabu (18/3) sore waktu setempat.

Menurut Hanstein, solusi itu adalah fleksibilitas produk Rittal yang bisa disesuaikan dengan ukuran usaha. Perusahaan kecil dan menengah tidak perlu lagi melakukan konfigurasi rumit, proses desain, serta operasional dan pemeliharaan yang mudah. “Produk kami intinya tinggal pasang dan pakai, plug and play. Seiring saat bisnis bertumbuh, Anda juga tinggal menambahkan kapasitas penyimpanan pusat data Anda,” kata Hanstein.

Hanstein menyebutkan, kebutuhan akan layanan pusat data terus bertumbuh sehingga bisa menjadi peluang bagi perusahaan yang ingin mengembangkan layanan pusat data. Dalam gelaran CeBit, pameran teknologi informasi terbesar di dunia, Rittal memamerkan berbagai produk infrastruktur pusat data, mulai dari yang berkapasitas kecil yang cocok untuk usaha kecil dan menengah hingga untuk perusahaan besar.

Tambang digital
Dalam gelaran CeBit, pusat data menjadi salah satu fokus karena tren pasar teknologi informasi salah satunya adalah big data (data besar). Data dipandang sebagai tambang baru saat ini. Makin lama, banyak bisnis, termasuk usaha kecil dan menengah, menambang harta karun digital itu untuk keuntungan usaha mereka.

Siapa pun yang mampu mengolah data itu menjadi pengetahuan dan menggunakannya, ia akan memenangi pasar. Sejumlah perusahaan penyedia infrastruktur pusat data, termasuk Rittal, memamerkan produknya di Hall 12 Hannover Fairground yang dikhususkan untuk pameran perkembangan dan masa depan pusat data. Mereka menampilkan produk yang terkait dengan pusat data, energi, sistem pendinginan, rak, kontrol, dan pengamanannya.

Seiring dengan pertumbuhan pengguna internet dan meledaknya bisnis e-dagang, kebutuhan akan layanan pusat data di Indonesia memang terus bertambah. Apalagi, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi Elektronik, penyelenggara sistem elektronik untuk pelayanan publik wajib menempatkan pusat data di wilayah Indonesia.

Berdasar data Sharing Vision, kebutuhan akan layanan pusat data di Indonesia tumbuh pesat. Saat ini, kebutuhan layanan pusat data di Indonesia mendekati 150.000 meter (raised floor). Diprediksi, pasar pusat data di Indonesia tahun 2014 mencapai Rp 4,6 triliun dan akan tumbuh 20 persen-30 persen hingga 2017.

Country Manager Rittal di Indonesia Erick Hadi mengatakan, ada tiga kelas konsumen pusat data di Indonesia. Kelas pertama enterprise dengan karyawan 250 ke atas, kemudian small medium enterprise atau UKM dengan karyawan 50-250 orang, dan start-up di bawah 50 orang.

“Semua membutuhkan pemrosesan data. Start-up banyak memilih outsourcing terkait dengan pusat data. Seiring perkembangan usaha dan bisnis serta dan ukuran perusahaan, tentu membutuhkan keamanan lebih, aksesibilitas, dan data yang perlu disimpan di pusat data sendiri,” katanya.

Perusahaan besar, lanjut Erick, tentu memiliki kebijakan pusat data sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan.

“Untuk start-up, cloud sangat membantu, begitu memasuki kelas di tengah, UKM atau SME, yang membutuhkan pusat data, di situlah kami berperan. Kami memiliki solusi, yang modelnya sudah dikonfigurasi sejak awal dan bisa digunakan secara mandiri tanpa harus melalui proses desain, konfigurasi yang rumit, ataupun saat operasional dan pemeliharaannya. Inilah pelanggan yang harus dilayani di Indonesia. Ini adalah market yang sangat berkembang, mereka memiliki sangat banyak kebutuhan, tetapi bingung akan ke mana,” ujarnya.

Prasetyo Eko Prihananto dari hannover, Jerman

Sumber: Kompas Siang | 20 Maret 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB