Tablet Anti Mata-mata di CeBit 2015

- Editor

Jumat, 20 Maret 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ancaman terhadap keamanan perangkat bergerak (mobile) dipandang kian besar. Terlebih lagi setelah Edward Snowden mengungkapkan berbagai penyadapan, pengintaian, dan peretasan yang dilakukan terhadap sejumlah pihak.

Perangkat anti mata-mata pun menjadi kebutuhan bagi pihak yang tidak ingin percakapan, komunikasi, dan datanya jatuh ke tangan yang salah.

Blackberry yang terkenal dengan keamanan perangkatnya kembali memasuki bisnis tablet dengan menggandeng dua raksasa teknologi lainnya, IBM dan Samsung. Sudah lama perusahaan asal Kanada ini tidak dianggap lagi sebagai pemain perangkat tablet setelah kegagalan mereka dengan produk Playbook.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, Blackberry mencoba sekali lagi dengan menancapkan kukunya di industri ini disertai dengan strategi tablet anti mata-mata. Perangkat yang dinamakan SecuTablet itu diperkenalkan kepada publik di gelaran CeBit 2015 di Hannover, Jerman, yang berlangsung 16-20 Maret ini.

Wartawan Kompas, Prasetyo Eko P, dari arena CeBit 2015 di Hannover melaporkan, tablet SecuTablet ini adalah hasil kolaborasi bersama IBM dan Samsung.

Blackbery, melalui anak perusahaannya, Secusmart, menyediakan perangkat lunak dalam sebuah micro-SD, IBM berkontribusi dengan sebuah perangkat lunak yang bertugas “membungkus” aplikasi yang mengandung informasi sensitif dalam sebuah “brankas” virtual, sedangkan Samsung menyediakan perangkat keras, yaitu tabletnya.

Secusmart adalah perusahaan yang berbasis di Jerman, diakuisisi oleh Blakberry beberapa waktu lalu. Pada dasarnya, SecuTablet adalah tablet Samsung Galaxy Tab S 10.5.

Tidak ada yang beda dari tampilan fisik dan performanya saat Kompas mencoba di stan SecuTablet di Hall 6 CeBit. Kompas menghadiri acara ini atas undangan Rittal, perusahaan asal Jerman yang bergerak di bidang infrastruktur pusat data.

109891be84d84b08a0be3f954671c07cSalah satu sudut dalam pameran CeBit 2015, salah satu pameran teknologi informasi terbesar di dunia yang digelar di Hannover, Jerman, Kamis (19/3). SecuTablet tampil untuk mencoba menjawab kekhawatiran terhadap rentannya data. Kompas/Prasetyo Eko Prihananto

Perbedaan dengan Samsung Galaxy Tab S 10.5 adalah dalam perangkat lunaknya. Selimut aplikasi yang disediakan IBM ditambah dengan perangkat lunak dari Secusmart menjadikan berbagai aplikasi yang mengandung informasi-informasi penting tidak bisa disentuh oleh malware ataupun software jahat lainnya. Perangkat ini berjalan dalam sistem operasi Blackberry 10.

1fdce3d87d324107913947bacf851f10Tampilan SecuTablet, baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunak, tak ada bedanya dengan tablet yang beredar di pasaran. Hanya saja, faktor keamanan menjadi kunci utama dalam SecuTablet, seperti yang ditampilkan di ajang CeBit 2015 pada Kamis (19/3) di Hannover, Jerman.Kompas/Prasetyo Eko Prihananto

Menurut Benjamin Pieztner, yang bertugas di stan SecuTablet, hal itu menjadikan tablet ini aman menjalankan berbagai aplikasi tanpa takut dimata-matai ataupun peretasan. “Tablet ini sangat aman dan akan segera dijual di seluruh dunia,” katanya.

Menurut Pieztner, tablet anti mata-mata ini akan dijual di harga di atas 2.000 euro (tepatnya 2.250 euro atau sekitar Rp 31,5 juta). Sangat mahal untuk sebuah tablet.

Namun, dengan ancaman terhadap keamanan data, barangkali perusahaan atau lembaga pemerintahan membutuhkan perangkat tersebut.

Pieztner menambahkan, perangkat ini memang ditujukan untuk pemerintahan dan perusahaan. Perangkat ini masih menunggu penilaian keamanan dan persetujuan dari Pemerintah Jerman.

Selain ketiga raksasa tersebut, sejumlah perusahaan juga menampilkan perangkat dan aplikasi keamanan di CeBit. Salah satunya adalah Cryptophone yang menawarkan enkripsi suara, keamanan pesan, dan berbagai keamanan perangkat lain.

Tak ketinggalan pula perusahaan asal Indonesia, ICK. Perusahaan ini membanggakan diri dengan aplikasi 100 persen buatan Indonesia, anti penyadapan, dan berbagai perlindungan lain terhadap percobaan penggunaan data yang tidak semestinya atau oleh orang yang salah.

Agung Setia Bakti, Presiden Direktur ICK, menyebutkan, perusahaannya melindungi percakapan, pesan singkat, hingga komunikasi radio.

Prasetyo Eko P

Sumber: Kompas Siang | 19 Maret 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB