Tiga Jamu Saintifik Siap Diluncurkan

- Editor

Jumat, 6 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu siap meluncurkan tiga jamu saintifik terbaru. Tiga jamu itu terdiri dari jamu untuk dispepsia atau mag, hemorrhoid atau wasir, dan osteoartritis atau radang sendi.


Jamu saintifikasi diabetes melitus dan hepatoprotektor atau pelindung hati juga disiapkan. Hal itu disampaikan Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu Indah Yuning Prapti, Kamis (5/2), di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Dengan adanya tiga jamu saintifik itu, B2P2TOOT telah menghasilkan lima jamu saintifik. Tahun 2013, dua jamu saintifik diluncurkan yakni jamu untuk hipertensi ringan dan asam urat. ”Kami melakukan riset terstandar tanaman obat dan standardisasi bahan jamu. Proses saintifikasi jamu melibatkan jejaring dokter saintifikasi jamu di Indonesia dan 25 perguruan tinggi. Pada 2015, jamu saintifikasi diabetes melitus dan hepatoprotektor disiapkan,” kata Indah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bukti ilmiah
Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menyatakan, saintifikasi membuktikan khasiat jamu secara keilmuan. Selain terbukti empiris selama ratusan tahun, ramuan jamu yang biasa dikonsumsi masyarakat diuji laboratorium hingga uji coba pada manusia.

Menurut Tjandra, pihaknya meneliti jamu karena jamu adalah budaya bangsa. Sejak dulu nenek moyang melakukan pengobatan dengan memakai jamu. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan, sekitar 30,4 persen rumah tangga di Indonesia masih memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional. Sebanyak 77,8 persen di antaranya memanfaatkan jenis layanan kesehatan tradisional keterampilan tanpa alat dan 49 persen memanfaatkan ramuan. Menurut Riskesdas 2010, sekitar 59,12 persen orang Indonesia berusia di atas 15 tahun pernah minum jamu dan 90 persen di antaranya menyatakan jamu bermanfaat.

Selain itu, B2P2TOOT Tawangmangu akan melakukan riset tanaman obat dan jamu (ristoja) tahap kedua tahun ini. Hasil riset ristoja pada 2012 di 26 provinsi di luar Jawa dan Bali mengidentifikasi 15.773 ramuan obat tradisional, mayoritas untuk penyakit terkait perilaku hidup tak sehat seperti demam, sakit kepala, masalah kulit, dan gangguan pencernaan. (ADH)

Sumber: Kompas, 6 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma
Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Berita ini 28 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 12 November 2025 - 20:57 WIB

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Artikel

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Rabu, 12 Nov 2025 - 20:57 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB