Universitas Jember Garap Obat Herbal

- Editor

Minggu, 25 Oktober 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dengan kekayaan alam berupa tanaman obat yang tersebar di sejumlah daerah, Fakultas Farmasi Universitas Jember perlu mengembangkan industri obat berbasis herbal. Untuk itu, pada tahap awal Universitas Jember mendirikan wahana edukasi tanaman obat berupa taman teknologi agro.

Hal itu diungkapkan Rektor Universitas Jember (Unej) M Hasan dan Dekan Fakultas Farmasi Unej Lestyo Wulandari di Jember, Jawa Timur, Jumat (23/10). Kini jenis tanaman obat yang terkumpul di lokasi wahana edukasi sekitar 200 jenis dari ribuan tanaman obat.

Untuk mendapat jenis tanaman obat yang dikembangkan di taman teknologi pertanian atau agrotechnopark itu, berbagai tanaman obat dikumpulkan dari sejumlah daerah. Jumlah tanaman obat yang ada dinilai kurang sehingga pihaknya akan mendatangkan lebih banyak tanaman untuk bahan obat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di wahana edukasi tanaman obat, ada kebun tanaman obat, pameran pemanfaatan tanaman obat, serta etalase tanaman obat dan tanaman hias. “Selain tanaman obat dan kebun percobaan, areal lahan 13 hektar itu dipakai sebagai tempat riset mahasiswa dan dosen,” kata Hasan.

Lestyo Wulandari menambahkan, Fakultas Farmasi Universitas Jember merupakan satu-satunya yang memiliki profesi apoteker dengan praktik saintifikasi jamu. Jadi, universitas itu juga akan mengembangkan klinik jamu saintifikasi dan obat herbal.

20151023IMG_0608Sebagai daerah kaya agrokultural, Fakultas Farmasi Universitas Jember berencana terus mengembangkan obat berbasis herbal. Ada tiga tanaman nasional di daerah itu yang memiliki kekayaan hayati dan terkandung banyak tanaman obat. “Kami pernah bekerja sama dengan Taman Nasional Meru Betiri untuk meneliti tanaman obat di dalamnya,” ujarnya.

“Kalau Farmasi ITB dengan industri obatnya, Farmasi Universitas Airlangga dengan keunggulan farmasi rumah sakit, kami ingin menjadi kuat di agrofarmasi. Sebab daerah kita kaya akan agrokultural,” kata Lestyo Wulandari. (SIR)
—————————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Oktober 2015, di halaman 14 dengan judul “Universitas Jember Garap Obat Herbal”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 17 Juli 2025 - 21:26 WIB

Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Berita Terbaru

fiksi

Cerpen: Taman di Dalam Taman

Jumat, 18 Jul 2025 - 21:45 WIB

Artikel

Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya

Kamis, 17 Jul 2025 - 21:26 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Kota di Bawah Masker

Kamis, 17 Jul 2025 - 20:53 WIB

fiksi

Cerpen: Simfoni Sel

Rabu, 16 Jul 2025 - 22:11 WIB