Obat Herbal; BPPT Dorong Pusat Ekstrak Nasional

- Editor

Selasa, 3 Juli 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mendorong pembentukan industri pusat ekstrak nasional bagi bahan-bahan alam sebagai obat. Itu penting untuk standardisasi bahan baku obat herbal, sekaligus mendukung kemandirian obat.

”Saat ini lebih dari 90 persen bahan baku obat harus diimpor. Belum ada keberpihakan pemerintah untuk kemandirian obat,” kata Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Listyani Wijayanti, Minggu (1/7), di Jakarta.

Salah satu badan usaha milik negara pernah mengusahakan ekstraksi bahan-bahan alam untuk obat atau lebih dikenal sebagai jamu itu. Kapasitas industrinya besar, tetapi tidak didukung kebijakan sebagai pusat ekstrak nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Sekarang industri ekstraksi itu tidak lagi beroperasi,” kata Listyani. Pusat ekstraksi nasional akan menyuplai bahan baku obat herbal bagi industri. Itu mengurangi ketergantungan penggunaan bahan baku obat impor.

96 persen

Menurut ahli farmasi Iwan Dwiprahasto dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ketergantungan bahan baku obat impor mencapai 96 persen. Dari 204 industri, sejumlah 171 industri domestik dan 33 indus- tri internasional, tidak menempatkan investasinya untuk bahan baku.

Investasi industri farmasi masih mengutamakan aktivitas pengemasan, promosi, dan penetrasi pasar. Padahal penyediaan bahan baku untuk obat herbal memiliki peluang sangat besar.

Pemanfaatan obat herbal sebagai obat tradisional, lanjut Iwan, masih menempati komposisi 80 persen untuk pelayanan kesehatan primer di Asia dan Afrika. Sebanyak 70 persen hingga 80 persen orang Eropa bahkan pernah menggunakan obat herbal.

Listyani mengatakan, sistem dan teknologi untuk membangun pusat ekstrak nasional sudah disiapkan BPPT bersama konsorsium lainnya. Kebutuhan terhadap pusat ekstrak nasional dipengaruhi adanya keragaman kondisi alam produksi bahan-bahan baku tersebut.

”Lingkungan dan iklim yang berbeda-beda berpengaruh terhadap kandungan bahan baku obat herbal sehingga untuk menjaga keajekan kualitas diperlukan standar,” kata dia. Kini, untuk merealisasikannya ada di tangan pemerintah. (NAW)

Sumber: Kompas, 2 Juli 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB