Terapkan MIPA untuk Solusi Masalah Harian Masyarakat

- Editor

Jumat, 5 Oktober 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Matematika dan ilmu pengetahuan alam lekat pengaruhnya dengan inovasi. Akan tetapi, di Indonesia, hal tersebut belum sepenuhnya disadari oleh perguruan tinggi maupun lembaga penelitian. Padahal, kolaborasi dengan dunia industri dan dunia usaha akan menciptakan kekuatan serta keunikan di dalam perkembangan pengetahuan terapan.

“Revolusi Industri tahap keempat (4.0) yang sering dibincangkan sangat berbasis kepada Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) karena dua hal ini sebetulnya merupakan dasar cara berpikir logis manusia,” kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko saat memberi kuliah pada Seminar Nasional Fakultas MIPA Universitas Terbuka 2018 di Tangerang Selatan, Kamis (4/10/2018).

Ia mengatakan, perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) memiliki peran besar. Berbagai penelitian di kedua institusi tersebut membahas tentang berbagai teknologi kunci yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Laksana Tri Handoko memberi materi kepada peserta Seminar Nasional Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Terbuka.

Misalnya, komputasi dinamika fluida yang dikembangkan oleh LIPI menjadi elemen kunci dalam proses membuat gudeg bisa menjadi makanan kalengan. “Apabila LIPI tidak memiliki divisi yang bekerja sama dengan usaha mikro, kecil, dan menengah, teknologi komputasi dinamika fluida ini mungkin hanya akan berkembang di laboratorium dan terbit di jurnal ilmiah,” papar Laksana.

Untuk mendekatkan teknologi dengan masyarakat, lanjut Laksana, para pembuat gudeg difasilitasi agar bisa mengalengkan produk mereka di laboratorium milik LIPI secara gratis. Setelah satu tahun, baru dipungut biaya, itu pun dengan harga yang relatif rendah, yaitu Rp 1.000 untuk satu kaleng.

KOMPAS/FERGANATA INDRA–Pekerja mendinginkan gudeg kalengan yang baru saja disterilkan di ruang proses pengalengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Desa Gading, Playen, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Selasa (7/8/2012). Selain gudeg, makanan tradisional yang telah dapat dikemas di tempat tersebut antara lain sayur lombok ijo dan tempe kari.

Promosi
Menurut Laksana, MIPA mayoritas fungsinya berada di hulu penelitian. Apabila tidak kuat di hulu, otomatis penerapan teknologi di hilir kurang sehingga inovasi juga sedikit. Dalam hal ini, perguruan tinggi bersama lembaga litbang memiliki kewajiban untuk mempromosikan MIPA kepada masyarakat agar mereka berminat mengambil jurusan tersebut ketika kuliah.

“Salah satu caranya ialah dengan menjadikan MIPA lekat sebagai pencari solusi bagi masalah riil yang dihadapi masyarakat,” ujarnya.

Narasumber lain dalam seminar itu ialah Bupati Kabupaten Kulon Progo, Hasto Wardoyo. Kabupaten yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta itu dinilai memiliki kemajuan signifikan dalam lima tahun belakangan. Salah satu contohnya ialah dalam melakukan pendidikan kesehatan reproduksi kepada siswa SD hingga SMA.

“Tugas pemerintah daerah membumikan sains kepada masyarakat. Ketika tokoh masyarakat dan tokoh agama dijelaskan bahaya mengenai pernikahan di usia anak melalui bahasa kedokteran yang sederhana, mereka memahami pentingnya mengajari anak sedini mungkin mengenai perkembangan fisik dan psikologis mereka,” tuturnya.

Contoh lainnya ialah mengembangkan teknologi yang memungkinkan masyarakat mengawasi kinerja pemerintah daerah setiap hari untuk memastikan ketepatan dan efisiensi.–LARASWATI ARIADNE ANWAR

Sumber: Kompas, 5 Oktober 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB