Tempe Ikan hingga Tepung Singkong di Pameran Inovasi UKSW

- Editor

Rabu, 28 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebanyak 14 fakultas dan empat pusat studi meramaikan Pameran Hasil Inovasi Universitas Kristen Satya Wacana, di Kota Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (27/11/2018). Inovasi yang dipamerkan antara lain tempe ikan dan tepung berbahan dasar singkong mocavino.

Tempe ikan merupakan inovasi yang dikembangkan Dekan Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Lusiawati Dewi. Dengan tambahan ikan nila, maksimal 5 persen, kandungan protein pada tempe bertambah, begitu juga asam lemak tak jenuh. Diproses sejak 2015, paten tempe ikan atau tekan tersebut didapat pada 2018.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Tempe ikan dipamerkan dalam Pameran Inovasi dalam rangka Dies Natalis Ke-62 Universitas Kristen Satya Wacana di Kota Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (27/11/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Lusiawati, produknya tersebut dapat menjadi pilihan bagi anak-anak yang tidak menyukai ikan. ”Dalam tempe ikan, rasa ikan tidak terasa, tetapi kandungan proteinnya lebih tinggi daripada tempe biasa. Untuk pasar, baru rekan-rekan saja. Selanjutnya, akan dijadikan waralaba,” tuturnya.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Dekan Fakultas Biologi UKSW Lusiawati Dewi, Selasa (27/11/2018) di Salatiga.

Ia menambahkan, dirinya akan terus mengembangkan varian tempe lainnya. Sudah dikembangkan juga varian tempe kunyit (tekun) dan tempe siput kunyit (sikun). Bahkan, dia juga menyiapkan tempe pelangi, yang berwarna-warni, dengan campuran sayuran sehingga cocok bagi vegetarian.

Selain tempe ikan, ada juga mocavino yang merupakan tepung dengan bahan dasar singkong. Mocav atau modified cassava flour sebenarnya sudah banyak beredar. Namun, mocavino menjamin 100 persen bebas gluten (tak ada kandungan terigu) dan memiliki daya kembang setara terigu.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Mocavino dipamerkan pada Pameran Inovasi dalam rangka Dies Natalis Ke-62 UKSW di Kota Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (27/11/2018).

Ketua Program Studi Kimia UKSW, yang juga Ketua Riset Mocavino, Yohanes Martono menuturkan, mocavino mendapat dukungan Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. ”Namun, untuk bisa diedarkan secara luas, pembentukan badan hukum masih dalam proses,” ujar Yohanes.

Kepala Biro Inovasi Riset UKSW Deddy Susilo mengemukakan, pameran inovasi diselenggarakan agar mahasiswa terdorong untuk terus mengeksplorasi berbagai hal secara kreatif sehingga dapat menghasilkan inovasi. Hal ini juga sebagai jalan untuk menjadi wirausaha.

Deddy menyebutkan, produk-produk hasil inovasi dari sivitas akademika UKSW sebenarnya lebih banyak dari yang dihadirkan di pameran. ”Namun, sebagian mahasiswa sudah lulus atau produknya sudah dibawa mahasiswa. Yang jelas, semangatnya tetap harus ditularkan kepada para mahasiswa,” ucapnya.

Di era revolusi industri 4.0, ujar Deddy, mahasiswa memiliki banyak sarana untuk mengakses informasi. Hal tersebut membuat mahasiswa lebih kritis. Apa yang disampaikan dosen tidak langsung ditelan mentah-mentah karena mereka dapat mencarinya di mesin pencari seperti Google.

Kendati demikian, informasi yang diterima mahasiswa kerap kali tidak valid atau hoaks. ”Karena itu, tugas universitas ialah meluruskan itu. Arus informasi jelas tak bisa dibendung. Di satu sisi, sikap kritis mahasiswa bagus, tetapi universitas harus mengingatkan mahasiswa untuk selalu mengujinya,” kata Deddy.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Suasana Pameran Inovasi dalam rangka Dies Natalis Ke-62 UKSW di Kota Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (27/11/2018). Selain memamerkan produk, pameran digelar untuk mendorong mahasiswa agar terus tergerak melakukan riset dan inovasi.

Lebih lanjut, Deddy menuturkan, Biro Inovasi Riset UKSW memilih hasil riset yang telah dilakukan dan dipublikasikan para dosen. Dicari hasil riset yang benar-benar cocok untuk dibuatkan produk serta dihilirisasi. Dilakukan juga branding hingga uji pasar hingga benar-benar diterima masyarakat.

Rektor UKSW Neil Samuel Rupidara menuturkan, riset-riset terapan terus didorong karena diharapkan mampu melahirkan elemen baru atau penelitian yang bernilai bagi masyarakat. ”Ini juga sebagai bentuk partisipasi dan dukungan UKSW demi meningkatkan daya saing bangsa,” kata Neil.–ADITYA PUTRA PERDANA

Sumber: Kompas, 27 November 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB