Teknologi Pelacak;Aplikasi Mata-mata, Perlu atau Tidak?

- Editor

Selasa, 15 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saat sistem global positioning system kian membaik, demikian juga aplikasi untuk melacak pergerakan setiap orang. Kita pun bertanya, apakah saat ini ada yang namanya privasi?

Telah banyak bermunculan aplikasi yang digunakan untuk memata-matai istri atau suami serta memantau anak atau orangtua dengan memanfaatkan teknologi GPS.

Banyak di antara aplikasi tersebut yang sangat mengganggu privasi, seperti memantau lokasi tanpa sepengetahuan pemilik, secara diam-diam memotong surel, bahkan mengirimkan rekaman pembicaraan dan pesan singkat. Aplikasi-aplikasi itu pun berpotensi memunculkan masalah terkait etika hingga hukum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, banyak pula aplikasi yang dikembangkan ditujukan membantu seseorang, misalnya mengawasi orangtua, membuat anak-anak aman dari ancaman penjahat, atau membantu mencari perangkat yang hilang.

238340kompas/IWAN SETIYAWAN–Life360 Locator

Kini, dengan kian terjangkaunya gawai pintar, orangtua atau siapa pun bisa dengan mudah memberikannya kepada anak-anak atau anggota keluarga yang lain. Selain untuk komunikasi, perangkat itu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lain. Ada sejumlah aplikasi yang bisa membantu orangtua mengikuti gerak-gerik anak-anak atau siapa pun untuk keamanan mereka.

Life360
Aplikasi yang cukup populer adalah Life360. Dengan memasang aplikasi ini di semua ponsel anggota keluarga, semuanya bisa memantau keberadaan dan pergerakan anggota keluarga. Ada juga tombol panik dan pagar virtual untuk memperingatkan orangtua saat anak atau anggota keluarga lain melewati batas aman wilayah. Selain itu, aplikasi ini memungkinkan penggunanya berkomunikasi via pesan singkat.

Pengguna bisa membuat grup yang disebut Circles. Pengguna pun bisa melihat secara waktu seketika (real time) keberadaan setiap anggota grup yang terpantau di peta. Selain itu, pengguna juga bisa menerima pesan jika anggota Circles tiba atau meninggalkan suatu lokasi.

Saat ini, aplikasi ini sudah diunduh lebih dari 10 juta pengguna. Keuntungan aplikasi ini bisa diunduh gratis di Android, iPhone, dan Blackberry. Aplikasi ini pun tidak hanya mengandalkan sinyal GPS, tetapi juga Wi-Fi dan menara BTS untuk menentukan posisi.

Sygic Family Locator
Seperti aplikasi sebelumnya, Sygic Family Locator memungkinkan orangtua memantau pergerakan anak-anak atau anggota keluarga lain. Aplikasi juga dilengkapi pagar virtual untuk menentukan cakupan wilayah aman. Pengguna juga bisa berkomunikasi dengan pesan singkat dan mengirimkan pesan SOS dengan lokasi yang tepat.

Jika ada anggota keluarga yang memasuki zona bahaya, pengguna pun mendapat peringatan. Family Locator di Google Play sudah diunduh lebih dari 1 juta orang.

Pengguna Android juga bisa memanfaatkan Android Device Manager (ADM) jika sekadar memantau keberadaan pemegang ponsel. Dengan ADM, seseorang bisa memantau lokasi, membunyikan, mengunci, bahkan menghapus data di perangkat lain. ADM biasa digunakan untuk menemukan perangkat yang hilang.

Masih banyak aplikasi pemantau lain yang bisa diunduh gratis atau berbayar di Android ataupun iOS, seperti Find My Kids-Footprints. Aplikasi itu bertujuan memantau keberadaan atau membantu memastikan keamanan anak atau anggota keluarga yang lain.

Tentu saja, cara terbaik mengetahui keberadaan anak atau anggota keluarga adalah dengan membangun hubungan baik, yang bisa membuat si anak, suami, atau istri berbicara sebenarnya. Namun, tatkala sulit membangun hubungan seperti itu ada teknologi yang bisa membantu. Tak ada salahnya selalu waspada. (PRASETYO EKO P)
————————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 September 2015, di halaman 28 dengan judul “Aplikasi Mata-mata, Perlu atau Tidak?”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB