Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) yang mengorbit di ketinggian 400 kilometer di atas Bumi, Kamis (30/8/2018) pagi waktu Jakarta mengalami kebocoran udara. Kondisi itu terdeteksi dari turunnya tekanan udara di dalam kabin ISS.
Meski demikian, keselamatan enam antariksawan yang sedang bertugas di ISS tak terganggu. Perbaikan pun langsung dilakukan dan tekanan udara di kabin ISS pun berangsur pulih. Meski demikian, pengawas penerbangan ISS di Bumi terus melakukan pemantauan dan mencari solusi komprehensif untuk mengatasi kerusakan.
Keenam antariksawan itu adalah Drew Feustel, Ricky Arnold, dan Serena Aunon-Chancellor yang mewakili Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat NASA; Oleg Artemyev dan Sergey Prokopyev dari Badan Antariksa Rusia Roscosmos; serta Alexander Gerst dari Jerman yang mewakili Badan Antariksa Eropa ESA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Turunnya tekanan kabin ISS itu pertama kali terdeteksi oleh pengontrol penerbangan ISS di Bumi pada Rabu (29/8/2018) sekitar pukul 19.00 waktu pantai timur Amerika Serikat atau Kamis sekitar pukul 06.00 waktu Jakarta. Saat itu, seluruh antariksawan yang sedang bertugas di ISS sedang tertidur lelap.
NASA–Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengorbit Bumi.
Pusat pengendali penerbangan ISS itu ada dua, yaitu di Pusat Penerbangan Johnson, Houston, AS yang dikelola oleh NASA dan di Pusat Pengendali Misi Rusia yang berada di dekat Moskwa.
Penurunan tekanan kabin ISS sangat kecil sehingga tidak membahayakan antariksawan di dalamnya. Karena itu, pengendali penerbangan di Bumi tidak membangunkan mereka dan baru memberi tahu kondisi yang terjadi di ISS pada keesokan harinya setelah mereka bangun.
Setelah itu, antariksawan segera bekerja mencari dan menentukan lokasi yang jadi sumber kebocoran. Mereka berhasil menemukan retakan mikro di bagian wahana luar angkasa Soyuz MS-09 milik Rusia atau disebut juga Mini Research Module atau MRM-1, khususnya dibagian yang biasa digunakan antariksawan duduk selama penerbangan menuju dan dari ISS.
Wahana itu sedang sandar di ISS di bagian modul Rassvet yang dikelola oleh Rusia. Soyuz MS-09 itu telah mengantarkan tiga antariksawan ke ISS pada Juni lalu dan direncanakan digunakan kembali untuk membawa pulang tiga antariksawan lain pada Desember nanti.
Direktur Jenderal Roscosmos Dmitry Rogozin seperti dikutip Sputnik News, Kamis (30/8/2018) mengatakan retakan mikro itu diduga dipicu oleh mikrometeoroid alias batu meteoroid yang yang berukuran sangat kecil. Meteoroid itu akan berubah menjadi meteor saat terbakar memasuki atmosfer Bumi.
“Tidak ada ancaman bagi kesehatan dan keselamatan antariksawan,” tegas Rogozin.
Sementara itu, pejabat NASA seperti dikutip space.com, Kamis (30/8/2018), mengatakan kebocoran yang terjadi telah berhasil diisolasi pada sebuah lubang berdiameter 2 milimeter di bagian atas wahana Soyuz. Kebocoran itu berkurang cukup signifikan pada Kamis malam waktu Jakarta setelah para awak memperbaiki kebocoran.
Perbaikan kebocoran itu dilakukan antariksawan Rusia, Prokopyev, menggunakan kain kasa kecil yang direndam dalam resin epoxy, resin yang digunakan sebagai penambal. Meski tekanan udara dalam ISS sudah kembali normal, para awak mengkhawatirkan ada potensi masalah di ISS karena muncul gelembung di lokasi bekas tambalan.
“Saya tidak tahu bagaimana kondisi itu harus diatasi,” tambah Prokopyev.
Meski demikian, dari pemeriksaan ultrasonografi diketahui sudah tidak ada lagi udara yang bocor di ISS. Namun karena perbaikan yang dilakukan masih bersifat sementara, pengendali penerbangan di Bumi meminta para awak untuk menunda perbaikan lebih lanjut sehingga mereka cukup waktu untuk beristirahat.
Selanjutnya, pengendali di Bumi akan memeriksa foto-foto kebocoran yang dikirimkan para awak ISS sembari sembari mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Sementara itu, untuk mengembalikan tekanan udara di ISS, pengendali penerbangan di Bumi telah memerintahkan para awak untuk melepaskan udara dari tangki oksigen bertekanan yang ada di wahana kargo Progress 70.
Meski demikian, pelepasan udara guna menormalkan tekanan udara di kabin ISS itu tidak perlu dikhawatirkan akan membuat antariksawan kehabisan udara. “Kesehatan dan keselamatan awak tetap terjaga dengan cadangan udara berminggu-minggu yang ada di ISS,” kata pejabat ESA.
Bukan pertama
Kebocoran yang terjadi di ISS pada Kamis kemarin itu bukanlah yang pertama dalam sejarah ISS. ISS sudah mengorbit dan dihuni lebih dari 100 antariksawan dari berbagai negara sejak tahun 2000.
Pada 2007, kebocoran pernah terjadi pada modul Harmony yang berada di bagian ISS yang dikelola oleh AS. Ketika itu, NASA menegaskan bahwa kebocoran yang terjadi tidak perlu dikhawatirkan.
Pejabat NASA seperti dikutip dari situsnya nasa.gov mengatakan, untuk mengatasi kebocoran yang terjadi kali ini, para awak yang sedang bertugas bersama-sama dengan tim pengendali penerbangan di Bumi akan saling bekerja sama untuk mengembangkan perbaikan yang komprehensif dan bermanfaat untuk jangka panjang.–M ZAID WAHYUDI
Sumber: Kompas, 1 September 2018