Sekolah Alam Berkembang di Sejumlah Daerah

- Editor

Minggu, 11 Oktober 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sekolah alam berkembang di sejumlah daerah. Pengelola dan pendidik sekolah alam yang tersebar di seluruh Indonesia bergabung dalam Jaringan Sekolah Alam Nusantara.

Ratusan pengelola dan pendidik dari 55 sekolah alam (SA) berkumpul di Laguna Helau, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, untuk menggelar Jambore Sekolah Alam Nusantara III pada 9-12 Oktober. Pembukaan jambore dipimpin penggagas SA, Lendo Novo, Sabtu (10/10).

153-c320c140f5e033b18ec88f9b87012c2dUpacara pembukaan di tengah deburan ombak pantai di sekitar Laguna Helau berlangsung khidmat. Pembukaan secara simbolis ditandai dengan pemanahan balon oleh Lendo Novo, lalu diakhiri dengan penancapan bendera semua SA di sekitar lokasi acara oleh peserta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Lendo Novo, pembentukan SA dimulai sejak 1998 dengan didirikannya SA Ciganjur. Kini, SA berkembang di seluruh Indonesia dengan keunikan masing-masing.

“Kehadiran sekolah alam diharapkan bisa jadi inspirasi untuk pendidikan yang membangun akhlak/karakter, kepemimpinan, logika, dan kewirausahaan dalam diri anak, untuk Indonesia yang lebih baik ke depannya. Semangatnya agar kita bisa menjadikan generasi penerus yang berguna, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” kata Lendo.

Jauh sebelum pemerintah mencanangkan perubahan Kurikulum 2013, ujar Lendo, pendidikan di SA sudah mengimplementasikan pembelajaran yang menyenangkan, terintegrasi, dengan menyeimbangkan pembentukan karakter dan akademik.

“Apa yang diperjuangkan sekolah alam ini untuk kemajuan bangsa. Meskipun konsepnya belum sepenuhnya dipahami pemerintah, SA mampu berkembang secara mandiri. Bergabungnya SA dalam suatu jaringan dalam rangka memperkuat dan menginspirasi untuk membangun peradaban Indonesia yang lebih baik dengan menggali kearifan lokal yang ada di tiap daerah,” ujar Lendo.

Pendiri SA Lampung Citra Persada mengatakan jumlah SA saat berkisar 200 sekolah, tetapi belum semua bergabung di jaringan. Konsep pendidikan di SA yang mengusung pendidikan hijau atau ramah lingkungan dan pendidikan karakter yang berbeda dari sekolah reguler yang ada masih sering dianggap aneh.

“Bersekolah di SA sering dianggap main-main, diragukan keseriusannya. Ini karena SA tidak semata-mata mengejar nilai akademik, tetapi fokus untuk mengembangkan bakat minat anak dengan belajar di alam dan memberikan pengalaman,” kata Citra.

Dalam jambore Jaringan Sekolah Alam Nusantara III, peserta mendapatkan pendidikan dan pelatihan SA Student Scout, yakni mengimplementasikan pendidikan karakter dengan menggabungkan kegiatan Pramuka, outbound, dan nilai-nilai religius untuk menyiapkan generasi pemimpin masa depan. Selain itu, peserta juga diajak mengeksplorasi Gunung Krakatau dan Pulai Sebesi.

ESTER LINCE NAPITUPULU

Sumber: Kompas Siang | 10 Oktober 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 51 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB