Satwa Dilindungi; Tiga Gajah Mati di Aceh karena Diracun

- Editor

Rabu, 10 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh dan kepolisian memastikan tiga gajah yang mati di Aceh seminggu ini akibat diracun. Dugaan sementara, motifnya karena gading.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Genman Suhefti Hasibuan, di Idi, Aceh Timur, Selasa (9/9), mengatakan, dari tanda-tanda fisik di tubuh, dua gajah yang mati di Aceh Timur kemungkinan diracun. Demikian pula gajah di Aceh Jaya. ”Dilihat dari kondisi bangkainya, tak mungkin ketiganya mati dijebak atau ditembak. Pasti karena diracun,” ujarnya.

Dugaan demi gading muncul dari bentuk potongan wajah dan ujung gading. ”Bentuk potongan sangat rapi. Pemotongnya kemungkinan sangat paham dan mengenal gajah,” kata Genman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hari Minggu (7/9), dua gajah dilaporkan mati di perkebunan sawit Desa Jambo Reuhat, Banda Alam, Aceh Timur. Sebelumnya, Kamis (4/9), satu gajah dilaporkan mati di kawasan Sungai Cengeh, Desa Panggong, Krueng Sabee, Aceh Jaya. Ketiga gajah berusia sekitar 14 tahun dengan bobot lebih dari 2 ton. Ketiganya mati dengan kondisi kepala hancur dan gading hilang dipotong.

Kepala Bidang Humas Polda Aceh Kombes Gustav Leo menuturkan, polisi belum bisa memastikan motif peristiwa tersebut. ”Kami masih mendalami kedua kasus itu,” katanya.

gajahmatiacehKoordinator Wildlife Aceh Ratno Sugito Von Muharram mengatakan, pemerintah harus tegas menata habitat gajah agar tak ada lagi konflik gajah-manusia. Data BKSDA Aceh, ada lebih dari 20 laporan konflik gajah-manusia di Aceh pada Januari-September 2014. (DRI)

Sumber: Kompas, 10 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB