Satelit Resolusi Tinggi Perbaiki Pengukuran Sawah

- Editor

Sabtu, 22 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penghitungan luas sawah selalu menimbulkan perdebatan. Padahal, data itu digunakan untuk menghitung besaran subsidi benih dan pupuk serta memperkirakan produksi padi yang menentukan perlu tidaknya impor beras.

Tim pemerintah dipimpin Badan Informasi Geospasial sedang membenahi sistem dan metode pemetaan sawah berbasis citra satelit penginderaan jauh (inderaja) resolusi tinggi yang dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

“Data luas lahan baku sawah di 15 provinsi sentra produksi padi diharapkan selesai akhir 2017 ini,” kata Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan M Rokhis Khomarudin, di Jakarta, Jumat (21/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Setelah luas sawah diketahui, pertumbuhan padi akan dipantau berkala setiap 16 hari menggunakan data satelit inderaja Landsat 8 milik Lembaga Survei Geologi AS (USGS). Jadi, selama fase pertumbuhan padi sekitar 100 hari akan diperoleh 6-7 citra.

Untuk mengatasi kendala awan yang memengaruhi akurasi data, tim Lapan akan melengkapi data Landsat 8 dengan data satelit pencitraan radar Sentinel-1A milik Uni Eropa. “Metode pengolahan datanya sedang difinalkan,” katanya.

Perdebatan selama ini muncul karena pengukuran luas sawah menggunakan data satelit inderaja Terra/Aqua MODIS yang beresolusi rendah, yaitu 250 x 250 meter per piksel. Sementara resolusi spasial Landsat 8 mencapai 30 x 30 meter per piksel.

Dengan resolusi rendah itu, lanjut Rokhis, data satelit Terra/Aqua MODIS kurang akurat untuk menentukan luas sawah. Namun, dari uji Lapan dan Kementerian Pertanian, akurasinya untuk memantau fase pertumbuhan padi mencapai 95 persen.

Mengatasi kesalahan
Rokhis menambahkan, pemakaian data satelit inderaja resolusi tinggi diharap bisa mengatasi kesalahan pengukuran sawah secara langsung yang dilakukan penyuluh lapangan. Selain butuh usaha besar, akurasi metode yang digunakan rendah.

Secara terpisah, Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Rika Andiarti di sela-sela Seminar Nasional Iptek Penerbangan dan Antariksa di Tangerang Selatan, Selasa (18/7), mengatakan, jika diperlukan, satelit Lapan A3/IPB bisa digunakan untuk membantu mengukur luas sawah dan memantau fase pertumbuhan padi. “Lapan A3/IPB sedang memotret wilayah Indonesia,” katanya.

Namun, Lapan A3/IPB yang diluncurkan tahun lalu masih berupa satelit eksperimental. Kondisi citra yang diperolehnya tentu akan berbeda dengan satelit inderaja operasional. Meski demikian, satelit ini bisa jadi batu loncatan di masa depan saat Indonesia mengoperasikan satelit operasional sendiri.

“Citra Lapan A3/IPB bisa melengkapi citra Landsat 8 yang tertutup awan,” tambah peneliti Pusat Teknologi Satelit Lapan A, Hadi Syafrudin. (MZW)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Juli 2017, di halaman 13 dengan judul “Satelit Resolusi Tinggi Perbaiki Pengukuran Sawah”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB