Robotika Membutuhkan Pendekatan Humanis

- Editor

Senin, 17 Desember 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rumah Robot akan beroperasi pada tahun 2019 dan terbuka bagi anak usia 3 tahun hingga SMA sederajat. Harapannya, masyarakat akan semakin berminat mempelajari koding dan teknologi kecerdasan buatan.

”Rumah Robot juga sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bulan Oktober lalu,” kata pendiri Rumah Robot, Jully Tjindrawan, dalam jumpa pers ”Transformasi Robotika Menuju Revolusi Indonesia 4.0” di Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Sabtu (15/12/2018).

Menurut rencana, lanjutnya, pada tahun 2020 Pemprov DKI Jakarta akan menjadikan Rumah Robot sebagai tempat kegiatan intrakurikuler pembelajaran robotika dan kecerdasan buatan. Saat ini, kegiatan di Rumah Robot masih berupa ekstrakurikuler atau kegiatan di luar jam sekolah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan, pemerintah akan mendatangkan School 42, lembaga pendidikan koding dan robotika dari Perancis, ke Indonesia, Sabtu (15/12/2018), di Jakarta.

Ia juga mengungkapkan, pada Maret 2019 akan dibuka Sekolah Robot. Lembaga ini khusus melatih siswa SMK selama empat bulan. Pesertanya harus melalui ujian masuk yang ketat sebelum bisa mengikuti program ini.

”Kami mencari siswa SMK dengan EQ (kecerdasan emosional) tinggi, bukan yang hanya pintar secara akademis ataupun memiliki IQ tiga digit,” ujar Jully.

Ia menerangkan, pendidikan robotika dan kecerdasan buatan membutuhkan siswa yang berintegritas tinggi. Mereka harus humanis, disiplin, jujur, dan gigih. Selain itu, mereka juga dituntut agar memiliki kreativitas serta kemampuan berimajinasi yang kuat karena melalui buah pemikiran dan karakter manusia, teknologi bisa bermanfaat untuk sesama.

Ketua Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia Soegiharto Santoso mengatakan, beberapa komponen masih diimpor karena belum ada yang membuat di dalam negeri. Akan tetapi, program dan perangkat lunak sudah dikembangkan di Indonesia.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menuturkan, pihaknya sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan School 42, lembaga pendidikan robotika dari Perancis. Lembaga ini menerima siswa dari segala usia, mulai dari balita hingga lansia. Mereka juga tidak menyaratkan latar belakang pendidikan tertentu.

”Tahun depan akan dibuka. Saat ini sedang dalam proses menentukan lokasi School 42 Indonesia,” lanjutnya.–LARASWATI ARIADNE ANWAR

Sumber: Kompas, 15 Desember 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB