Robotika; Penelitian Belum Sampai Perangkat Keras

- Editor

Sabtu, 26 Maret 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penelitian robotika di Indonesia sebagian besar masih seputar pemrograman dan jarang menyentuh ke penguasaan teknologi perangkat keras. Pendanaan menjadi kendala para peneliti.

Biaya untuk merancang dan menciptakan perangkat keras, menurut Ketua Umum Asosiasi Robotika Indonesia (ARI) Wahidin Wahab, Jumat (25/3) di Jakarta, sangat mahal. ”Kita belum sampai ke situ, tetapi jangan sampai masalah pendanaan membuat kami, peneliti, menjadi pesimistis,” katanya di sela-sela ”Seminar Robot Humanoid Nao” di World Robotic Explorer, Thamrin City, Jakarta.

Ia mengatakan, selama 13 tahun Kementerian Pendidikan Nasional berperan mendorong perkembangan dunia robotika di Indonesia. Tiap tahun, ada lomba robotika antarsekolah atau siswa sehingga mendorong generasi muda untuk menekuni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pengajar di Universitas Indonesia ini menjelaskan, kualitas anak-anak dan mahasiswa Indonesia di bidang robotika membanggakan. ”Anak-anak sering meraih medali saat lomba. Namun dari sisi pembuatan robot dan penguasaan teknologi harus diakui kita tertinggal jauh di kancah internasional,” katanya.

Umumnya, para peserta lomba membeli robot yang komponennya diimpor dan merakit robot untuk diisi program sendiri. Hal ini juga terjadi di kampusnya. Penelitian sebagian besar masih seputar algoritma dan pendeteksian. Teknologi seperti penguasaan sensor, elektronika, dan desain belum didalami karena biayanya puluhan juta rupiah.

Pebisnis robotika dan pendiri World Robotic Explorer (WRE), Jully Tjindrawan, mengatakan, teknologi robotika di Indonesia tertinggal 20-30 tahun dibandingkan negara maju. Ia berharap kehadiran WRE menjadi solusi keterbatasan laboratorium dan peralatan yang menjadi kendala peneliti. WRE diklaim sebagai rumah robot pertama di Asia Tenggara. WRE mendatangkan robot humanoid bernama Nao, asal Perancis. Robot yang diproduksi perusahaan Aldebaran tahun 2005 itu telah terjual 1.000 unit di 30 negara. (ICH)

Sumber: Kompas, 26 Maret 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB