Politeknik Batam Masuk 4 Besar

- Editor

Rabu, 31 Mei 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim mahasiswa Politeknik Negeri Batam, Kepulauan Riau, mendapat juara keempat pada kejuaraan dunia sepak bola robot di Nagoya, Jepang. Hasil itu modal penting untuk pengembangan robotika di Batam.

Wakil Direktur Politeknik Negeri Batam Bidang Kemahasiswaan Muslim Ansori menuturkan, enam mahasiswanya membawa lima robot dalam ajang di Jepang tersebut. Mereka bertanding di kategori humanoid kid size untuk pertama kalinya. “Kami mewakili Indonesia,” ujarnya, Minggu (30/7), dari Jepang.

Selain Politeknik Negeri Batam, wakil Indonesia di kejuaraan itu adalah tim Ichiro dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Namun, langkah Ichiro terhenti di 16 besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di babak semifinal, Tim Politeknik Negeri Batam yang bernama Barelang FC dikalahkan Rhoban FC dari Perancis. Selanjutnya, Barelang FC mengikuti perebutan juara ketiga pada Minggu siang. Di tahap ini, Barelang FC bertemu CIT Brains dari Jepang yang kemudian meraih peringkat ketiga dan Barelang FC di peringkat keempat.

AFP/KAZUHIRO NOGI–Sejumlah robot bertarung dalam pertandingan sepak bola pada turnamen RoboCup 2017 di Nagoya, Prefektur Aichi, Jepang, Minggu (30/7). Selama empat hari kegiatan tersebut, sekitar 3.000 peneliti dan mahasiswa teknik memamerkan teknologi mutakhir mereka.

Kategori humanoid kid size diikuti 17 tim dari 14 negara. Selain dari Indonesia dan Jepang, kategori itu juga diikuti peserta, antara lain, dari China, Inggris, Belanda, dan Brasil. Indonesia diwakili Barelang FC yang menjadi juara kompetisi sepak bola robot Indonesia 2016. Tim Indonesia terdiri dari Hanjaya Mandala, Reno Saputra, Fadhlul Azmi, Akhbar Ferdeansyah, Gobar Bethara, dan Karen Paulus.

Sepak bola robot merupakan kompetisi robot yang dapat bermain sepak bola tanpa dikendalikan. Setiap robot dalam tim di kejuaraan itu harus dirancang mampu saling berkoordinasi selama permainan.

Hasil di Nagoya menjadi modal penting bagi tim Politeknik Batam untuk penelitian robotika. Tim Politeknik Batam semakin optimistis membidik kursi peserta di kejuaraan dunia sepak bola robot 2018 yang akan digelar di Montreal, Kanada.

Hasil di Nagoya juga menambah semangat dosen dan mahasiswa Politeknik Jepang untuk meneliti dan mengembangkan robotika. Politeknik Negeri Batam tak hanya meneliti dan mengembangkan robot untuk keperluan kontes, tetapi juga mulai mendapat pesanan robot fungsional dari Singapura. (RAZ)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Juli 2017, di halaman 14 dengan judul “Politeknik Batam Masuk 4 Besar”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB